Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesal pada Anggota Dewan, Puluhan Pedagang Rusak Fasilitas DPRD Bima

Kompas.com - 08/06/2016, 19:47 WIB
Syarifudin

Penulis

BIMA, KOMPAS.com - Puluhan pedagang mendatangi kantor DPRD Bima, Rabu (8/6/2016). Mereka meminta para wakil rakyat untuk menyelesaikan polemik pasar Tente di Kecamatan Woha, Kabupaten Bima, yang hingga saat ini tak kunjung selesai.

Setelah beberapa menit beorasi di depan gedung dewan, anggota Komisi II menerima para pedagang dan memanggilnya untuk duduk bersama di ruang komisi setempat.

Namun saat beraudiensi dengan wakil rakyat, spontan saja puluhan pedagang dengan mayoritas ibu-ibu ini tiba-tiba berhamburan keluar dan berusaha mengejar Sekretrasi Daerah (Sekda) Bima H Taufik saat memenuhi panggilan DPRD setempat.

Beruntung Sekda berhasil masuk ke ruang Komisi III, sehingga lolos dari kejaran massa aksi.

Bentrokan fisik pun nyaris terjadi. Itu berawal ketika para pedagang berusaha masuk ke ruang Komisi III dan meminta Sekda keluar menemui mereka. Namun upaya mereka dihalau salah seorang anggota dewan hingga terjadi cekcok.

Anggota dewan yang belakangan diketahui bernama Yani itu tampak kesal dengan aksi massa dan langsung mengunci pintu ruangan, sehingga memicu keributan.

Dengan emosi memuncak, massa aksi pun mendobrak pintu ruangan dan menendang kursi serta memecahkan kaca dinding, bahkan sempat mendorong anggota dewan dari perwakilan Woha tersebut. Beruntung Satpol PP langsung mengambil sikap dengan mengamankan situasi.

“Kami datang hanya untuk menyampaikan aspirasi, namun dihalangi oleh anggota dewan. Kami tersinggung dengan ucapannya, sehingga kami emosi,” kata ibu Nurwahida saat dikonfirmasi di kantor DPRD Bima.

Aksi para pedagang ini ini reda setelah anggota dewan lainya keluar dan memberikan pemahaman kepada mereka.

Aksi para pedagang ini meminta DPRD Bima segera mengeluarkan rekomendasi untuk menyelesaikan polemik Pasar Tente. Menurut mereka, sebelum pasar direnovasi, sejumlah pedagang tersebut memiliki lods yang bertahun-tahun telah dirawatnya untuk berjualan.

Namun setelah relokasi dan pembangunan rampung dilaksanakan oleh pemerintah setempat, mereka malah tidak mendapat lapak untuk berjualan.

“Kami sudah bertahun-tahun menjual di pasar itu, bahkan kami sudah memenuhi kewajiban dengan membayar pajak dan retribusi. Tapi setelah pasar direnovasi, kami tidak mendapat lods untuk berjualan,” tutur Nurwahida.

Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Bima, H Mustahid menyayangkan aksi anarkistis para pedagang dengan merusak fasilitas DPRD. Menurut Mustahid, para pendemo harus bijak dengan cara melakukan aksi damai.

“Alangkah baiknya menyampaikan aspirasi yang santun, bukan dengan cara anarkis. Setiap masalah itu pasti ada solusinya. Saya berharap aksi semacam ini tidak terulang kembali,” harap Mustahid.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com