Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Anak-anak Dusun Diajarkan Meracik Obat Tradisional

Kompas.com - 16/05/2016, 06:14 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Bagaimana anak-anak dusun dikenalkan dengan dunia farmasi yang notabene ada di bangku sekolah atau kuliah? Sebuah progam farmasi mengajar bagian dari Pharmaceutical Leadership Forum (IPLF) 2016, Minggu (15/5/2016) siang menyambangi puluhan anak-anak di Dusun Rejowinangun, Desa Pledokan, Sumowono, Kabupaten Semarang.

Mereka terlihat antusias mendengarkan arahan dari para mahasiswa Program Studi (Prodi) Farmasi dari empat perguruan tinggi di Kota Semarang yang mengajari anak-anak tentang obat tradisional.

Ketua Program Farmasi Mengajar Distrik Semarang, Ulfa Riska Putri, menjelaskan, Program International Pharmaceutical Leadership Forum (IPLF) 2016 merupakan kegiatan non profesi yang dilakukan serentak oleh seluruh mahasiswa jurusan farmasi se-Indonesia.

"Distrik Semarang kita ada dari mahasiswa dari Universitas Wahid Hasyim, Unissula, Stikes Ngudi Waluyo, dan Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Semarang berkolaborasi mengajar di Sumowono," kata Ulfa.

Program farmasi mengajar, kata Ulfa, dimulai sejak 1 Mei lalu dan masih ada dua kali trip pada 15 dan 28 Mei 2016.

Selama di Sumowono, kegiatan Farmasi mengajar dipusatkan di Rumah Uplik, yakni sebuah sanggar baca, seni dan bengkel kreatifitas.

Selama di Rumah Uplik, para mahasiswa melakukan orientasi, memperkenalkan profesi, mengajarkan peserta untuk membaca dan mengenal dunia farmasi, hingga mengajari anak-anak membuat sediaan obat dalam bentuk obat serbuk.

"Kebetulan di dusun ini banyak dijumpai tanaman obat keluarga. Program ini bisa melatih masyarakat tidak tergantung pada obat pabrikan," ucap Ulfa, yang juga mahasiswa Prodi Farmasi Unissula ini.

Salah satu relawan program farmasi mengajar lainnya, Deni Fahmi Prasetya, dari Stikes Ngudi Waluyo Ungaran menambahkan, pihaknya mendukung adanya gagasan untuk menjadikan Dusun Reksowinangun, Pledokan sebagai Desa Farmasi.

Sebagai bentuk dukungannya, pihaknya bersedia mendampingi warga untuk belajar mengolah obat-obatan yang bersumber dari bahan alami dan tersedia di lingkungan warga setempat.

"Kita akan mendampingi bagaimana mengolah bahan alami obat, salah satunya dengan memberdayakan tanaman obat keluarga yang sudah banyak ditanam oleh tiap-tiap keluarga di sini," kata Deni.

Sementara itu, pendiri Rumah Uplik, Waljiono menuturkan, kegiatan luar sekolah yang diselenggarakan di Rumah Uplik secara rutin dilakukan setiap akhir pekan dengan menghadirkan narasumber dari berbagai disiplin ilmu. Pihaknya berharap, melalui kegiatan farmasi mengajar ini, anak-anak dan warga setempat akan lebih mengenal dan mencintai tanaman dan obat-obatan tradisional.

"Kami malah bercita-cita akan membuat wisata edukasi yang ada hubungannya dengan Desa Farmasi," kata Waljiono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com