Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Bisa Manfaatkan Teknologi Informasi untuk Putus Mata Rantai Tengkulak

Kompas.com - 22/04/2016, 20:17 WIB
Kontributor Lampung, Eni Muslihah

Penulis

BANDARLAMPUNG, KOMPAS.com – Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengajak para petani melek teknologi internet untuk memutus mata rantai tengkulak.

"Sejauh ini, tengkulak yang paling menentukan harga. Dengan pemanfaatan teknologi, petani dapat bertransaksi secara langsung dengan harga yang sesuai," kata Rudiantara dalam seminar nasional pemanfaatan teknologi informasi untuk pembangunan desa, Jumat (22/4/2016), di Bandarlampung.

Selain petani, Rudi juga mendorong nelayan memiliki kemampuan yang sama. Nelayan dapat memanfaatkan teknologi untuk mengetahui lokasi kumpulan plankton maupun kondisi cuaca tiga hari sebelum melaut.

Rudi menyatakan bahwa teknologi berfaedah untuk menekan terjadinya penyelewengan anggaran, misalnya pada pemanfaatan dana desa. Sistem berbasis teknologi informasi, kata dia, itu dapat digunakan untuk transaksi secara non tunai sehingga dapat menghindari kecurangan penggunaan anggaran.

Kementerian Komunikasi dan Informatika mencatat bahwa jumlah penduduk yang memiliki gawai (gadget) sebanyak 190 juta orang. Gawai tersebut sudah banyak dimiliki oleh warga desa, termasuk petani dan nelayan. Adapun jumlah SIM card yang beredar lebih dari 300 juta kartu.

Dari jumlah tersebut, tercatat sekitar 73 juta penduduk mengakses media sosial melalui telepon pintar. Akan tetapi, jumlah penduduk yang memiliki rekening dan memanfaatkan internet banking untuk transaksi nontunai tak lebih dari 70 juta orang.

Untuk mendukung kelancaran pemanfaatan teknologi di tingkat pedesaan, pemerintah menyiapkan 10.000 relawan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Relawan ini bertugas mendampingi masyarakat desa dalam menerapkan teknologi digital.

"Jumlah tersebut belum memadai, kita masih membutuhkan sekitar 60.000 relawan TIK," ujar Rudi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com