Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dihadang Penambang, Penertiban Tambang Liar Gagal Dilaksanakan

Kompas.com - 14/04/2016, 12:02 WIB
Junaedi

Penulis

MAMASA, KOMPAS.com - Upaya penertiban puluhan penambang liar yang selama puluhan tahun beroperasi mengeruk batu gunung di jalan penghubung Polewali Mandar-Mamasa, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, Kamis (14/4/2016) gagal dilaksanakan.

Tim gabungan dari Satuan Polisi Pamong Praja Pemkab Mamasa Sulawesi Barat dan Polres Mamasa mendapat perlawanan dan penolakan dari warga yang sebagian besar penambang.

Para penambang menolak menghentikan aktivitas mereka karena alasan tak punya mata pencaharian lain untuk menghidupi keluarga mereka.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, adu mulut antara warga dengan aparat keamanan sempat terjadi saat personel Satpol PP tetap ngotot hendak membongkar lapak para penambang yang dianggap merusak jalan penghubung Kabupaten Mamasa dengan Polewali Mandar tersebut.

Para penambang ini bahkan siap mati melawan petugas jika tetap nekat membongkar lokasi tambang yang selama ini menjadi mata pencaharian mereka selama puluhan tahun.

Untuk menghindari benturan fisik dengan warga, petugas pun urung membongkar dan menertibkan para penambang.

Bonggalangi, salah penambang batu sejak puluhan tahun lalu di lokasi tersebut tampak bersikukuh menolak digusur dengan alasan tak punya pekerjaan lain. Dia menyatakan baru bersedia pindah jika pemerintah daerah bersedia membayar ganti rugi serta memberikan lapangan pekerjaan agar dia bisa menghidupi keluarganya.

“Kalau kami ditertibkan, keluarga dan anak-anak kami mau makan apa? Kami tidak punya kebun, kami tidak punya sawah, jadi kalau kami diberhentikan, kami akan mati," teriak Bonggala.

"Kalau pemerintah mau membayar kami 5 juta per bulan satu kepala keluarga, oke pak kami akan berhenti," lanjut dia.

Sementara itu, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Mamasa, Domina Mogot mengaku terpaksa membatalkan upaya relokasi penambang untuk menghindari benturan fisik dengan warga.

Namun pihaknya akan menggelar dialog dengan puluhan penambang terkait tuntutan mereka.

“Upaya penertiban hari ini adalah menyikapi pertemuan unsur pimpinan daerah beberapa waktu lalu terkait maraknya penambangan batu ilegal di pinggir jalan Poros Mamasa yang notabene sangat merusak jalanan. Para penambang sebenarnya sudah beberapa kali diberitahu agar segera pindah, namun hingga kini mereka masih menolak," jelas Domina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com