KENDARI, KOMPAS.com — Keluarga korban penyanderaan kelompok Abu Sayyaf di Kendari menggelar doa bersama untuk keselamatan Surianyah, Selasa (12/4/2016) malam, di rumah orangtuanya di Jalan Taman Surapati, Kelurahan Mandonga, Kendari.
Dipimpin imam masjid di wilayah itu, ayah Suriansyah, Darwin Tawu, memanjatkan doa untuk keselamatan dan kesehatan anaknya. Dengan berlinang air mata, Darwin mengharapkan bantuan pemerintah ataupun pihak perusahaan untuk segera membebaskan 10 warga negara Indonesia yang masih disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina.
Ia khawatir, kelompok penyandera nekat membunuh sepuluh sandera jika uang tebusan tak kunjung diberikan.
"Kami sekeluarga sangat berharap Suriansyah dapat kembali pulang berkumpul dengan keluarga dalam kondisi sehat dan selamat karena saya khawatirkan kondisi anakku di sana, sebab ada isu yang berkembang bahwa anak Abu Sayyaf meninggal akibat kontak senjata dengan tentara Filipina saat melakukan upaya pembebasan sandera," kata Darwin.
Sejak anak keduanya disandera, Darwin mengaku tidak bisa tidur nyenyak.
"Sejak dapat kabar anak disandera, saya mulai sakit-sakitan, tiap malam tidak bisa tidur memikirkan Suriansyah. Setiap malam, saya terus membayangkan wajah anak saya," tutur Darwin.
Pembajakan kapal dan penyanderaan 10 WNI oleh kelompok Abu Sayyaf membuat kaget seluruh keluarganya. Mereka hanya bisa menanti kabar terbaru tentang keadaan Suriansyah melalui pemberitaan di media.
"Harapan besar sangat kami gantungkan kepada Pemerintah RI dan pihak perusahaan agar 10 awak kapal Brahma 12 bisa pulang ke Indonesia dalam kondisi selamat," harapnya.