Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jufrianto Tewas di Sel Polisi, Keluarga Tolak Uang Santunan

Kompas.com - 05/04/2016, 16:06 WIB
Hendra Cipto

Penulis

MAKASSAR, KOMPAS.com - Keluarga Jufrianto, tahanan Polres Luwu  yang tewas mengenaskan di dalam sel mengaku tersinggung dengan uang santunan Rp 30 juta  yang akan diberikan pihak Polres Luwu.  Pihak keluarga pun menolak santunan tersebut.

"Ada polisi yang datang, katanya Polres Luwu mau memberikan santunan Rp 30 juta. Saya langsung tolak. Saya lalu bilang sama itu polisi, mau nda saya bunuh polisi juga. Lalu saya kasih uang Rp 50 juta. Lebih mahal dengan harga yang ditawarkan Polres Luwu," kata adik Jufrianto, Sugeng kepada Kompas.com, Selasa (5/4/2016).

Menurut Sugeng, upaya pemberian santunan dari Polres Luwu merupakan penghinaan. Ditambah lagi, pihak kepolisian berupaya menutupi kasus ini dan mengaburkan fakta.

"Dari pemberian uang Rp 30 juta itu, Polres Luwu minta pihak keluarga tidak membesar-besarkan ini kasus. Terima kenyataan saja bahwa kakak saya meninggal karena gagal jantung dan gagal ginjal seperti yang dikatakan polisi," ucap dia.

Sementara itu, Wakil Kepala Polda Sulselbar, Brigadir Jendral (Brigjen) Polisi Gatot Edipramono yang dicoba dikonfirmasi enggan berkomentar. Alasannya, dia tidak tahu menahu soal kasus tersebut dan sedang melakukan kunjungan daerah.

"Wah, kalau kasus itu saya tidak tahu. Saya lagi di Kabupaten Sinjai. Coba konfirmasi langsung ke Kapolresnya," tutur Gatot via telepon selularnya.

Kepala Polres Luwu, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Adex Yudiswn yang dicoba dikonfirmasi enggan menerima telepon wartawan.

Sebelumnya telah diberitakan, seorang tahanan Polres Luwu, Jufrianto yang diduga sebagai pelaku penadah motor curian tewas mengenaskan di dalam selnya dengan luka di sekujur tubuhnya.

Jenazah Jufrianto lalu dibawa keluarganya ke Makassar untuk dilakukan otopsi.

Saat ini, jenazah Jufrianto masih berada di RS Bhayangkara, Makassar. Namun sampai kini belum dilakukan otopso, karena pihak keluarga meminta otopsi dilakukan oleh tim dokter independen, bukan tim dokter kepolisian. baca: Tahanan Tewas di Sel dengan Tubuh Penuh Luka

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com