Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianiaya Kades, Ibu Rumah Tangga Ini Mengadu ke LSM

Kompas.com - 15/03/2016, 23:13 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KEFAMENANU, KOMPAS.com - Rosalinda Taninas (30), ibu rumah tangga asal Kampung Kabis, Desa Naikake B, Kecamatan Mutis, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), mendatangi kantor Lembaga Anti Kekerasan Masyarakat Sipil (Lakmas) Cendana Wangi NTT untuk mengadukan ulah kepala desanya.

Rosalinda mengadu karena dianiaya oleh Kepala Desa Naikake B, Herminigildus Tob, dan adik sang Kepala Desa yang bernama Elviana Tob.

Kepada sejumlah wartawan di Kefamenanu, Selasa (15/3/2016), Rosalinda mengaku dianiaya oleh kepala desa dan adiknya di depan gereja Santu Bernardus Naikake, Kamis (10/3/2016) beberapa hari lalu.

“Kejadiannya bermula ketika saya pulang dari pasar dengan dibonceng oleh tukang ojek. Saat tiba di depan rumah Elviana Tob (adik kepala desa Naikake), dia keluar dari halaman rumah ke jalan dan teriak suruh kami berhenti. Saya lalu suruh ojek untuk berhenti. Saat saya berhenti dia katakan ke saya, 'Kenapa kemarin lu (kamu) tidak ikut perdamaian di pos polisi? Lu takut ko?' Saya jawab dia, 'Saya mau Ikut buat apa? Itu bukan urusan saya',” ujar Rosalinda.

Menurut dia, pertanyaan Elviana tersebut berkaitan dengan perdamaian di pos polisi Aplal antara saudara sepupunya, yakni Yohanes Efi dengan kepala desa Naikake B Hermenigildus Tob.

Sang kepala desa dilaporkan ke polisi karena menampar Yohanes. Saat berada di pos polisi, Hermenigildus membuat pernyataan tertulis di atas meterai.

“Ketika ditanya Elviana terkait perdamaian itu, saya lalu jawab bahwa itu memang saya punya kakak, tapi bukan urusan saya, karena urusannya denga kepala desa. Itu urusan pihak korban dengan pelaku, kita yang lain tidak bisa campur. Tiap hari saya ada kerja bukan mau urus masalah saja,” kata Rosalinda.

Mendengar jawabannya, lanjut Rosalinda, Elviana lalu emosi dan mengatakan bahwa dirinya penakut sembari juga mengeluarkan kalimat makian dan penghinaan. Karena tak ingin bertengkar, ia pun meminta tukang ojek untuk terus melanjutkan perjalanan pulang ke rumahnya.

Namun, dalam perjalanan pulang atau tepatnya di depan Gereja Santu Bernardus Naikake, saat ia hendak turun, tetapi tiba-tiba sebuah sepeda motor yang dikendarai Hermenigildus datang dengan kecepatan tinggi dan mau menabrak dirinya.

“Karena mau ditabrak, saya kemudian melompat ke pinggir jalan. Saya kaget, itu Kepala Desa Naikake B Herminigildus Tob. Dia merapatkan motornya ke saya, lalu mengeluarkan makian yang tak pantas sambil mengatakan hari ini baru kita ketemu, 'Lu tidak bisa lolos dari saya. Biar lu mati ini hari',” kata Rosalinda.

Selanjutnya, sebut dia, Hermenigildus kemudian meninju dengan keras ke arah pipi kiri, di bagian leher dekat telinga, dan di bahu kiri. Bukan hanya itu, Elviana yang membuntutinya dari belakang juga melakukan pemukulan bertubi-tubi ke tubuhnya.

Beruntung, tak lama berselang, ada seorang warga setempat Thomas Tamelab datang dan berhasil melerai. Rosalinda yang dalam keadaan pusing dan tegang pada bagian leher kemudian berusaha pulang dan melaporkan ke suaminya, Yohanes Skera.

Karena tak terima diperlakukan seperti itu, Rosalinda dan Yohanes kemudian melapor ke pos polisi Aplal. Saat berada di pos polisi, sejumlah polisi menyarankan agar laporan itu dibuat ke Kepolisian Sektor Miomafo Barat karena, menurut polisi, ulah kepala desa sudah kelewatan dan dalam bulan Maret 2016 ini sudah menganiaya dua orang warga lainnya.

Bersama suaminya kemudian mendatangi dan melapor ke Kepolisian Sektor Miomafo Barat dengan nomor laporan polisi No.Pol.05/III/2016/Sek.Miobar.

Terkait dengan pengaduan itu, Direktur Lakmas Cendana Wangi NTT, Viktor Manbait mengatakan akan terus mendampingi korban dan terus mengawal kasus ini agar diproses hingga tuntas, karena baginya semua warga negara termasuk juga pejabat tidak kebal terhadap hukum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com