Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Harus Tegas Lindungi Satwa Liar di Danau Limboto

Kompas.com - 03/03/2016, 18:55 WIB
Rosyid A Azhar

Penulis

GORONTALO, KOMPAS.com – Danau Limboto harus menjadi kawasan yang dilindungi secara hukum untuk mempertahankan keanekaragaman hayati yang berlimpah. Perburuan dan kegiatan lain yang dapat merusak ekosistem harus dicegah secara tegas oleh pemerintah.

Masalah danau Limboto, seperti pendangkalan dan penyempitan badan danau serta perburuan satwa, di kawasan ini terus terjadi.

Bahkan, Pemerintah Provinsi Gorontalo telah membuat jalan di tengah danau telah menjadi sarana efektif bagi perburuan liar. Pemburu lebih mudah mengakses hingga ke tengah danau untuk menembak itik benjut, mandar besar, bangau dan burung lainnya.

Pentingnya perlindungan ekosistem dan keanekaragaman hayati danau Limboto ini diungkapkan sejumlah aktivis lingkungan saat memperingati Hari Hidupan Liar Sedunia yang jatuh setiap tanggal 3 Maret di Desa Bongo, Batudaa Pantai, Kabupaten Gorontalo.

“Harus ada upaya untuk mempertahankan keanekaragaman hayati di Danau Limboto, seperti larangan berburu, menangkap ikan dengan setrum atau racun,” kata Nur Bone, staf Burung Indonesia, Kamis (3/3/2016).

Pentingnya pelindungan ekosistem dan keanekaragaman hayati Danau Limboto ini harus menjadi semua pihak terkait. Salah satu upaya yang harus dilakukan adalah mengubah cara pandang yang selama ini menjadikan Danau Limboto sebagai kawasan produksi ikan semata.

Padahal di kawasan berair ini juga perlu upaya konservasi serius untuk mempertahankan keunikan dan kekayaan hayati Gorontalo.

“Sejak dua tahun terakhir kami intensif mendokumentasikan hidupan liar danau, ada beragam spesies burung, herpetofauna, dan ikan. Ini adalah sumber ilmu pengetahuan yang harus tetap lestari dan terjaga,” lanjut Nur Bone.

Danau Limboto selama hanya dimanfaatkan untuk budi daya ikan nila, maka pemerintah bisa juga mengembangkan sebagai lokasi pariwisata kelas dunia. Setidaknya ada 36 spesies burung migran dari Alaska, Siberia,Tiongkok, Jepang dan perbatasan Eropa Asia yang setiap tahun rutin mengunjungi daerah ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com