Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Nasihat Dubes Inggris untuk Para Santri Indonesia

Kompas.com - 24/02/2016, 22:46 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

AMBARAWA, KOMPAS.com - Duta Besar (Dubes) Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik, berkesempatan berdiskusi dengan para santri ketika mengunjungi Pondok Pesantren Edi Mancoro di Desa Gedangan, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Rabu (24/2/2016) siang.

Sesi tanya jawab tidak disia-siakan oleh para santri untuk mengajukan pertanyaan kepada Moazzam. Namun, karena keterbatasan waktu, hanya tiga santri yang mendapatkan kesemptan langka itu.

Salah satu santri yang beruntung itu adalah Ahmad Amrulah (20), santri asal Purworejo. Ia mengajukan pertanyaan bagaimana caranya para pelajar atau mahasiswa dari kalangan santri dipermudah menempuh pendidikan S-2 di Inggris.

"Apakah ada peluang melanjutkan S-2 di Inggris? Mungkinkah diadakan semacam pertukaran pelajar di antara kedua negara?" kata A'am, panggilan akrab Ahmad Amrullah.

A'am yang juga tengah berkuliah di IAIN Salatiga ini mengaku sangat berkeinginan untuk melanjutkan kulaih S-2 di Inggris. "Tapi ya itu, bahasa Inggris saya jelek sekali," katanya tersipu.

Menanggapi pertanyaan tersebut, Moazzam mengutarakan bahwa Inggris memang menawarkan pendidikan yang berkualitas, tetapi dengan biaya yang terjangkau. Pihaknya mempersilakan siapa pun mahasiswa dari Indonesia menimba ilmu di perguruan tinggi yang ada di Inggris.

Ia menuturkan, salah satu tugasnya di Indonesia adalah menciptakan kemitraan antara lembaga-lembaga muslim di Indonesia dengan lembaga muslim di Inggris.

Populasi muslim di Inggris saat ini mencapai 3 juta jiwa atau 5 persen dari jumlah penduduk Inggris. Sehingga, ke depan, peluang para pelajar Indonesia untuk belajar di Inggris makin terbuka.

"Silakan kerja keras. Belajar bahasa Inggris yang kuat, karena hal itu akan membuka kesempatan yang luas," ujarnya.

Pertanyaan lainnya yang diajukan oleh salah satu santri kepada Moazzam adalah seberapa besar peluang santri dalam usaha perdamaian dunia. Moazzam mengaku pertanyaan ini sangat menarik dan ia sangat menyukainya.

Menurut dia, salah satu kunci peranan santri dalam perdamaian dunia adalah dengan tetap menjaga keislaman yang rahmatan lil 'alamin, yakni wajah islam yang toleran.

"Jangan (mudah) ditarik oleh tren ekstrimisme dari Timur Tengah. Kedua adalah membuat persahabatan yang luas di luar negeri," ucapnya.

Di hadapan para santri, Moazzam yang baru bertugas 16 bulan ini mengaku dalam berbagai kesempatan, baik di Jakarta maupun saat kunjungannya ke daerah-daerah, dirinya selalu menyempatkan untuk berdialog dengan para pemuda.

Ia beralasan, dengan mendengarkan pendapat dari generasi muda, ia akan mengetahui masa depan suatu negara ke depan.

"Saya memang minta diatur waktunya (berdialog) dengan remaja. Sebab, mereka bisa mengerti lebih dalam tentang masa ke depan," kata Moazzam.

Ia berharap generasi muda Indonesia dapat mencurahkan ilmu dan keterampilannya untuk kemajuan Indonesia. "Harapan saya agar para pemuda ini lebih dewasa, lebih pintar, bekerja keras untuk mendukung perkembangan Indonesia," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com