Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menagih Janji Ridwan Kamil untuk Revitalisasi Saritem

Kompas.com - 23/02/2016, 09:46 WIB
Kontributor Bandung, Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Mei 2015 lalu, warga Saritem di Jalan Gardujati, Kota Bandung, mendadak geger. Pada tengah malam, ratusan aparat kepolisian merangsek masuk ke perkampungan yang dikenal sebagai lokasi prostitusi terbesar di Bandung.

Kegiatan penggerebekan Saritem sudah sudah kesekian kalinya dilakukan. Namun, untuk penutupannya kali pertama dilakukan di masa kepemimpinan Ridwan Kamil.

Meski dikecam warga, Pemerintah Kota Bandung berambisi melenyapkan aktivitas bisnis haram di Saritem. Agar tak mematikan ekonomi warga, Ridwan Kamil pun menawarkan solusi. Salah satunya, merevitalisasi kawasan Saritem menjadi pasar emas.

Namun, hingga kini rencana itu tak pernah terwujud. Emil, sapaan akrabnya, mengatakan, rencana revitalisasi Saritem menjadi pasar emas terganjal belum adanya komitmen dari investor.

"Untuk yang pasar emas itu dia punya penahapan ekspansi bisnisnya. Nah, ekpansi yang pertamanya dia fokus dulu di Kabupaten Bandung," ucap Emil di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Senin (22/2/2016) sore.

Menurut Emil, revitalisasi Saritem menjadi solusi paling masuk akal. Selain bisa menekan praktik prostitusi, munculnya pasar emas bisa membantu memulihkan ekonomi masyarakat.

"Jadi nunggu frenchise-nya di Kabupaten Bandung selesai, saya mau tarik ke daerah Saritem. Tapi rencana itu menurut saya yang paling solutif," ucapnya.

Selain itu, Emil juga menawarkan pinjaman lunak kepada warga Saritem melalui program kredit melati (melawan rentenir). Program itu dimaksudkan agar masyarakat bisa mendapatkan modal untuk beriwirausaha.

Namun, setali tiga uang, upaya tersebut nyaris tak berdampak. Hingga saat ini, Emil mengaku belum mendapat laporan berapa jumlah warga Saritem yang mengajukan pinjaman.

"Saya sudah tugaskan kepada lurah, makanya saya mau tanya dari 7.000 kredit melati yang sudah diberikan saya pengen tahu berapa yang sudah diserap oleh penduduk Saritem ini," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com