Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Banyuwangi Ada Mushala Berarsitektur China

Kompas.com - 22/02/2016, 16:47 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com — Mereka yang melintas di Desa Bagorejo, Kecamatan Srono, Kabupaten Banyuwangi, akan melihat bangunan menyerupai kelenteng dengan dominasi warna hijau dan merah.

Bangunan tersebut berdiri di sebelah saluran irigasi dan dihubungkan ke jalan raya dengan jembatan berwarna merah yang mempertegas arsitektur China. Tidak ada yang menyangka jika bangunan tersebut adalah mushala Al-Mukasyafah yang didirikan oleh pemuda desa setempat pada tahun 2010 lalu.

Mushala tersebut terinspirasi dari kelenteng Laksamana Cheng Ho.

Kepada Kompas.com  Joko Triyono, pengelola mushala, menjelaskan, mereka awalnya hanya ingin membangun mushala kecil ukuran 4 x 4 meter untuk tempat beribadah dan kumpul-kumpul pemuda di lingkungan tersebut. Sebelumnya, mushala sudah ada di area itu, tetapi kemudian harus direnovasi.

"Dana awal yang dikumpulkan pemuda desa sekitar Rp  4 jutaan kemudian dibuat untuk (membangun) fondasi, lalu mereka bergerak lagi mencari dana. Tidak lama, kurang dari 6 bulan, mushala ini sudah jadi," ujar dia, Senin (22/2/2015).

Total hingga selesai, pembangunan mushala tersebut menghabiskan dana anggaran sebanyak Rp 175 juta dengan pendanaan murni dari masyarakat.

Di sebelah kanan dan kiri mushala terdapat bangunan semi-permanen yang sering digunakan nongkrong, sekadar ngobrol dan ngopi-ngopi warga setempat.

Terkait arsitektur Tionghoa yang mendominasi mushala tersebut, Joko menjelaskan bahwa hal ini tidak terkait dengan maksud apa pun. Hanya, mereka memutuskan untuk mengadopsi model kelenteng setelah melihat gambar kelenteng di internet.

"Ya sudah, dibuat aja. Sebagai bentuk kreativitas pemuda desa. Yang penting menarik dan nyaman untuk beribadah dan berkumpul. Padahal, di sini enggak ada orang Tionghoanya," ujar Joko sambil tertawa.

Ornamen mushala tersebut berupa kaligrafi dalam bentuk huruf-huruf Arab yang menghiasai bagian depan dan dalam mushala. Bahkan, saat Tahun Baru Imlek, pemuda memasang lampion di bagian depan agar lebih semarak.

"Tempat ibadah bukan hanya untuk beribadah, melainkan juga bagaimana caranya agar nyaman untuk kumpul, untuk silaturahim juga. Banyak orang yang kebetulan lewat dan singgah ke mushala ini. Kami terbuka lebar, siapa pun itu yang datang," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com