Dia yang berangkat ke Kalimantan bersama ibunya, Surati (46), lebih memilih pulang ke Surabaya.
Alasannya, kata Anissa, dia mempunyai usaha yang sudah mapan di ibu kota Jawa Timur tersebut.
Hal itu dikatakan Kepala Kantor Kesatuan, Kebangsaan, dan Politik, Fery Bone, di kantornya, Kamis (4/4/2016).
Fery menjelaskan, warga Kendal yang sempat bergabung dengan Gafatar hingga saat ini tercatat 10 orang.
Sembilan orang di antaranya, yaitu Ahmad Muhid, Eka Agustina, Paskur, Juniarti, Erlangga Wira Kurnia, Anggi Angelina Kurnia, Aditya Bagus Me, Surati, dan Liana Dwi Ariani, sudah pulang ke kampung halamannya.
"Mereka pulang pada tanggal 29 Januari dan 2 Februari kemarin," kata Fery.
Fery menjelaskan, Anissa berangkat ke Kalimantan pada November 2015 bersama ibunya, Surati.
Mereka menyusul Aditya Bagus Medirawan, yang sudah berangkat dahulu ke Kalimantan pada Oktober 2015.
"Mereka adalah saudara. Surati ibunya, Aditya dan Anissa anaknya. Anissa waktu ke Kalimantan juga bawa anak berusia sekitar 3,5 tahun," katanya.
Fery mengaku, sewaktu di Donohudan Boyolali, dia sebenarnya sudah melakukan pendekatan dengan Anissa supaya yang bersangkutan pulang dulu.
Namun, Anissa tetap bersikukuh memilih Surabaya sebagai tujuannya.
"Warga desa di mana dia tinggal di Kaliwungu, Kendal, sebenarnya mau menerima dia lagi karena memang tidak ada masalah. Tetapi, tidak tahu, kenapa dia bersama anaknya yang masih kecil pilih ke Surabaya," ujarnya.