Pasangan suami istri, Sulaiman Hadi Sasmito (45) dan Suparmi (42) serta anaknya, Wahyu Nugroho (21) itu, kata Kepala Bakesbangpol Linmas Surabaya, Soemarno, semula memang memiliki identitas warga Surabaya.
Namun, mereka memaksa ikut temannya di Nganjuk, dan ditolak di sana. "Di Nganjuk, dia bersikukuh ingin tetap bertani seperti di Kalimantan," kata Soemarno, Rabu (3/2/2016).
Ketiganya sempat berada beberapa hari di Nganjuk, saat ada kabar mereka tidak diterima, Bakesbangpol melalui lurah dan camat di Surabaya langsung mencari keluarga Sulaiman di Surabaya.
"Kami menemukan kakak Sulaiman, yang lantas mencarikan kontrakan rumah untuk keluarga adiknya itu," kata dia.
Kemarin, Sulaiman dan keluarganya dikembalikan ke Surabaya, dan sudah dilakukan serah terima kepada kakaknya yang bernama Sri Nurjannah, warga Pakis Tirto, Surabaya.
"Kini Sulaiman dan keluarganya mengontrak rumah di kawasan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan," tambah dia.
Terkait apa pekerjaan Sulaiman untuk menafkahi keluarganya, nanti akan dibahas lebih lanjut antara keluarga dan pemkot Surabaya. Menurut Soemarno, yang terpenting saat ini keluarga Sulaiman tidak terkatung-katung.
Sulaiman dan keluarganya adalah satu dari ratusan keluarga eks Gafatar yang dipulangkan dari Kalimantan Barat dan sempat di tampung di Gedung Transito Surabaya untuk mendapatkan pembinaan.
Saat itu, ada 700 lebih warga Jatim pengikut Gafatar yang dipulangkan paksa dari Kalimantan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.