Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG Gorontalo Tepis Isu Cuaca Buruk yang Tersebar di Medsos

Kompas.com - 25/01/2016, 22:28 WIB
Kontributor Gorontalo, Rosyid A Azhar

Penulis

GORONTALO, KOMPAS.com — Kabar mengenai terbentuknya badai siklon di Samudra Hindia saat ini ramai beredar di media sosial.

Badai ini memungkinkan terjadinya hujan sangat lebat sesaat di Sulawesi, Papua, Kalimantan, Jawa, dan Sumatera bagian barat dan selatan.

Hujan disertai angin kencang dan petir juga disebut akan terjadi di beberapa daerah di Indonesia.

"Kami menerima pesan di media sosial yang meminta untuk waspada dengan angin kencang yang cenderung berputar, imbas dari badai siklon laut selatan; yang juga menyebutkan dampak dinamo siklon tropis laut selatan," kata Aldy Kadir, warga Kota Gorontalo, Senin (25/1/2016).

Menanggapi isu yang beredar tentang dampak dinamo siklon tropis yang terjadi di Samudra Hindia ini, Kepala BMKG Gorontalo, Fatuhri, mengatakan, informasi tersebut bukan bersumber dari pihaknya.

Sebagian isu tidak sesuai dengan kondisi faktual dan hanya membingungkan masyarakat.

"Memang benar saat ini tanggal 25 Januari 2016 tumbuh siklon tropis Corentin di Samudra Hindia sekitar 75,9 BT dan 27,2 LS (barat-barat daya Australia) bergerak ke arah selatan dan menjauhi wilayah Indonesia," kata Fatuhri.

"Memperhatikan bahwa posisi siklon cukup jauh, siklon tersebut tidak memberi dampak signifikan pada cuaca di Indonesia," kata Fatuhri merujuk pada keterangan dari BMKG pusat.

Menurut dia, ada fenomena atmosfer yang memengaruhi peningkatan curah hujan di Indonesia, yaitu aktivitas monsoon dingin Asia, fase basah pada osilasi barat-timur (Osilasi Madden Julian) yang akan masuk wilayah maritim kontinen (Indonesia), munculnya angin baratan, dan moda dipole yang memberikan penambahan pasokan uap air.

Memperhatikan kondisi atmosfer saat ini, Fatuhri meminta masyarakat mewaspadai potensi peningkatan curah hujan yang dapat mengakibatkan banjir dan tanah longsor. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com