Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Padahal Ibu Pengin Sekali Lihat Saya Pakai Seragam Tentara"

Kompas.com - 25/01/2016, 08:30 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Jenazah Emi Rusmiyati, tenaga kerja wanita asal Desa Sumberejo, Kecamatan Bangorejo, Kabupaten Banyuwangi, yang meninggal di Taiwan pada Senin (4/1/2016), akhirnya tiba di rumah duka, Jumat (22/1/2016).

Emi dikabarkan koma di Landseed Hospital Chungli, Taiwan. Emi dirawat di ruang ICU sejak 29 Desember 2015 lalu karena terkena penyakit radang selaput otak (Baca juga: Lagi, Seorang TKW Asal Banyuwangi Kritis di Taiwan).

Khoirul Anam, anak pertama Emi, mengaku sudah 8 tahun tidak pernah bertemu dengan ibu kandungnya.

"Terakhir ketemu saat saya masih kelas 1 SMA. Sampai saya dinas sekarang enggak pernah ketemu ibu. Sekitar 8 tahun sudah tidak pulang," ujar laki-laki yang berprofesi sebagai tentara tersebut, Jumat (22/1/2016).

Menurut Khoirul, walaupun tidak pernah bertemu dengan ibunya, dia tidak pernah lepas komunikasi, baik melalui ponsel ataupun media sosial.

"Ibu tidak pernah cerita kalau dia sakit. Tahu tahu saya ditelepon sama keluarga dan dikabari kalau ibu meninggal karena sakit. Padahal ibu pingin sekali liat saya pakai seragam tentara," ungkapnya.

Rencananya, menurut Khoirul, setelah habis kontrak pada Februari 2016, ibunya akan pulang ke tanah air.

"Saya sudah nggak izinkan ibu jadi TKW lagi. Biar saya yang bekerja dan ibu jadi tanggung jawab saya," ungkapnya.

Bahkan, menurut Khoirul, ibunya meminta dia menjemput di Bandara Juanda dengan menggunakan seragamnya.

"Keinginan ibu sudah saya kabulkan. Saya berangkat dari Ngawi ke Juanda buat njemput ibu pakai seragam walaupun sudah jadi jenazah," ungkapnya.

Dia mengaku, sebelum di Taiwan ibunya bekerja di Singapura dan Malaysia.

"Ibu berangkat pertama kali sejak saya masih SD," ujarnya.

Dia juga sempat kaget ketika mendapat kabar ibunya sakit radang selaput otak, karena yang dia tahu, selama ini ibunya tidak memiliki riwayat penyakit apa pun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com