Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ledakan di Bendungan Titab, Air Menyembur hingga 30 Meter

Kompas.com - 20/01/2016, 14:15 WIB
SINGARAJA, KOMPAS.com - Komang Mudita, seorang pedagang, menuturkan kisah tentang ledakan yang terjadi di Bendungan Titab-Ularan, Kecamatan Seririt, Buleleng, Sabtu (16/1/2016) sekitar pukul 16.00 Wita.

Saat itu, hujan deras mengguyur wilayah bendungan dan sekitarnya.

Pria asal Desa Ularan ini yang tengah berjualan di sekitar bendungan saat itu terkejut oleh bunyi ledakan yang kemudian diketahui berasar dari air di bendungan, tepatnya di intake seluas 5x5 meter.

Ledakan dari dalam air terjadi sampai tiga kali dan saat bunyi ledakan pertama di dalam intake menyembur air hingga ketinggian 30 meter. Ledakan kedua terjadi dengan semburan air lebih rendah sekitar 20 meter, dan ledakan ketiga lebih rendah lagi.

"Waktu itu hujannya deras sekali, sekitar sore. Saya masih di sini. Tiba-tiba terdengar suara ‘blar,' air menyembur ke atas yang pertama sampai tinggi 30 meter,” kata Mudita.

Saat itu, sejumlah warga yang mendengar suara ledakan merasa penasaran dan mendekati lokasi ledakan untuk melihat lebih dekat.

Mereka merasa cemas terjadi sesuatu pada bendungan itu yang baru saja diresmikan Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri, sebulan lalu.

“Saya tidak tahu karena apa ledakan itu, mungkin saja ada pipa yang bocor atau pecah di dalamnya,” ujarnya.

Kini jembatan di tengah bendungan yang dekat dengan lokasi ledakan ditutup portal dan dijaga petugas, selain pihak berkepentingan dilarang memasuki area jembatan. Warga hanya bisa melihat bendungan dari ketinggian.

“Meledak itu karena tekanan angin atau bagimana, ini kan baru ketinggian 30 meter airnya baru diisi, meledaknya ke atas, tekanan udara dari bawah, kayak pipa biasa kalau nekan air kan ke atas,” tambah warga lain, Ida Bagus Fajar.

Dia mengungkapkan, kontruski beton sandaran utama bendungan sudah mulai retak dan memanjang dari bawah ke atas setinggi 20 meter sejak tiga hari lalu.

Bagus Fajar sudah menghubungi pihak Balai Wilayah Sungai Bali-Penida selaku pengelola bendungan itu, tetapi masih belum direspon.

"Retak dari atas ke bawah, jangankan sebesar ini, sehelai rambut pun air merembes. Di dalam urukan itu tanah semua. Ketinggian sekitar 20 meter, ini kontruksi inti, berupa beton sandaran yang melingkar,” ungkap dia.

Beberapa warga Desa Ularan yang rumahnya hanya berjarak 700 meter dari bendungan ini merasa cemas dengan retakan sandaran dan peristiwa ledakan air. Dia khawatir bahwa bendungan itu akan jebol.

Sementara itu, kantor pengurus Bendungan Titab-Ularan yang masih berada di area bendungan tampak sepi, Minggu (17/1/2016).

Di sana, ada dua mobil yang salah satu pelat nomornya merah. Sayangnya tidak ada satu pun orang yang berhasil ditemui.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com