Gafatar Pernah Berencana Dirikan "Kampung Pancasila" di NTB

Lurah Gomong Muhammad Erwan mengatakan, awalnya, kelompok Gafatar datang ke daerah itu pada 2013 untuk melaksanakan bakti sosial. Karena merupakan acara bakti sosial, saat itu pihak kelurahan merespons positif.

"Salah satu action yang pertama adalah gotong royong di masyarakat," kata Erwan, Rabu (13/1/2016).

Ia menceritakan, setelah kegiatan gotong royong, kelompok Gafatar sering datang ke kelurahan untuk berdiskusi dan menawarkan program Kampung Pancasila.

Bersama kepala lingkungan, pihak kelurahan kemudian meminta mereka memberikan persentasi terkait organisasi Gafatar dan Kampung Pancasila.

"Dari presentasi mereka, ya bayangan kami bahwa itu sesuai asas Pancasila. Kita tidak menyangka sampai kejadian tadi malam di TV, terus berbagai macam orang hilang," ungkapnya.

Setelah kegiatan gotong royong berjalan, berbagai macam kegiatan sosial dilaksanakan Gafatar di Kelurahan Gomong, mulai dari penyuluhan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan gratis.

Bahkan, pihak kelurahan sempat melibatkan dokter puskesmas untuk ikut membantu program bakti sosial Gafatar.

Namun, sebelum program Kampung Pancasila terwujud, para aktivis tersebut tiba-tiba menghilang, bersamaan dengan perusakan kantor Sekretariat Gafatar di Gunung Sari, Lombok Barat.

"Saya sempat menghubungi untuk menanyakan itu, tetapi nomor mereka sudah tidak aktif," kata Erwan.

Erwan menyampaikan, gerakan Gafatar sudah pernah masuk dan menjalankan berbagai kegiatan di NTB.

"Karena pernah masuk di wilayah saya, harus saya sampaikan supaya kalau memang ini organisasi yang tidak benar, ya harus dipertegas," kata Erwan.

Ia mengatakan, pihak kelurahan telah melaporkan kejadian ini kepada Polres Mataram melalui babinkamtibmas setempat.