Polisi menghadang mobil pengeras suara yang akan dimasukkan ke halaman kantor pengembang perumahan Kahuripan Nirwan Village itu.
Taufik, warga Desa Sumput Kecamatan Sidoarjo sempat terlibat adu mulut dengan polisi yang menghadangnya.
"Jangan dihalangi, ini aksi damai, kami sudah lama dibohongi oleh PT MMS," kata Taufik.
Sementara itu, ratusan peserta aksi dari enam RW yang terdiri dari laki-laki dan perempuan sudah merengsek masuk ke halaman kantor perusahaan milik Grup Bakrie itu. Mobil pengeras suara pun akhirnya diperbolehkan masuk ke halaman kantor.
Aksi itu adalah bentuk protes warga korban lumpur yang menuntut sertifikat rumah yang dijanjikan sejak 2008 lalu. Mereka mendiami perumahan Kahuripan Nirwan Village sebagai salah satu bentuk skema ganti rugi bencana lumpur Lapindo.
Dari total sekitar 2.500 warga korban lumpur yang memilih ganti rugi rumah di komplek perumahan bisnis milik Bakrie Grup itu, sebanyak 1.500 warga belum mendapatkan sertifikat.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak PT MMS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.