Pertengahan Desember lalu, Kapal Motor Penyeberangan (KPM) Selat Madura 2 milik PT Jembatan Nusantara itu dipindah dari Ujung-Kamal untuk dipindah ke lintas Kariangau-Penajam, Kalimantan Timur.
Oleh karena itu, aktivitas penyeberangan Ujung-Kamal saat ini hanya dilayani tiga armada, yakni KMP Jokotole milik PT Dharma Lautan Utama, KMP Gajah Mada milik PT ASDP, dan KMP Selat Madura 1 milik PT Jembatan Nusantara.
Ketua Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai Danau Dan Penyeberangan (Gapasdap) Jawa Timur, Khoiri Sutomo, menganggap wajar hengkangnya KMP Selat Madura 2 dari Ujung-Kamal karena secara bisnis sudah tidak menguntungkan.
"Jumlah penumpang kapal terus menurun, sementara biaya operasional terus bertambah," katanya, Senin (4/1/2016).
Turunnya jumlah penumpang Ujung-Kamal kata Khoiri terjadi bahkan saat masa liburan seperti Natal dan tahun baru.
"Semua penumpang kapal beralih ke jembatan Tol Suramadu karena lebih murah dan lebih cepat," tambahnya.
Dia berharap, pemerintah memperhatikan nasib operator kapal penyeberangan di lintas yang menghubungkan Pulau Jawa dan Madura itu dengan memberikan Public Services Obligation (PSO).
"Jika tidak, lintas Ujung-Kamal lebih baik ditutup saja," tegasnya.
Data yang dihimpun dari PT ASDP Cabang Surabaya selaku pengelola Penyeberangan Ujung-Kamal, sepekan terakhir di Desember 2015 yang bertepatan dengan angkutan Natal dan Tahun Baru, jumlah penumpang roda dua tercatat hanya 37.316, sementara di tahun lalu, 39.405 kendaraan.
Sementara itu, untuk penumpang biasa di periode yang sama, tercatat hanya 59.671 penumpang. Jumlah itu turun dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 61.650 penumpang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.