Di TPS ini disediakan beragam khas tentang Madura, mulai dari kuliner, nyanyian, seragam petugas, hingga minuman.
Setiap warga yang datang untuk memberikan hak suaranya, sebelum masuk ke dalam TPS bisa menikmati jajanan khas Madura. Jajanan itu ada lupis, pisang rebus, dan gellung teleng, oleh, kroket dan sabrang bharna. Sedangkan minumannya biasa disebut pokak.
Di dalam TPS, seluruh petugas mengenakan pakaian khas Madura, seperti memakai ikat kepala odheng, berbatik dan berbahasa Madura dalam melayani pemilih.
Agar pemilih tidak jenuh saat menunggu giliran mencoblos, ada iringan musik khas Madura yang jamak disebut kleningan.
TPS itu dibuat atas inisiatif warga sendiri bersama dengan panitia. Semua sajian kuliner ditempatkan di luar TPS agar tidak mengganggu Panitia Pemungutan Suara (PPS).
Ibnu Hajar, Ketua RT megatakan, TPS di daerahnya memang disiapkan sebagai TPS budaya yang tujuannya untuk mempromosikan kekhasan Madura.
Selain itu, TPS budaya itu untuk memberikan edukasi kepada warga yang datang bahwa, kuliner dan budaya Madura tidak kalah saing dengan daerah lainnya.
Ibnu Hajar yang juga budayawan Sumenep ini menambahkan, sajian kuliner berasal dari sumbabangan warga. Semua pembiayaan di luar kebutuhan panitia, semuanya sumbangan dari warga.
"Kami juga dorong agar animo masyarakat untuk datang ke TPS sangat besar. Sehingga angka golput bisa diminimalisir," ungkap Ibnu Hajar.
Warga yang memberikan hak suaranya, juga mendapat kupon undian yang akan diundi setelah penghitungan surat suara selesai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.