Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil: 80 Persen "Bobotoh" yang Melanggar Bukan dari Bandung, melainkan Cianjur, Tasik, dan Garut

Kompas.com - 26/10/2015, 18:02 WIB
Kontributor Bandung, Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Wali Kota Bandung Ridwan Kamil tak menampik bahwa banyak laporan warga mengenai aksi bobotoh. Dia mengatakan, pelakunya kebanyakan adalah bobotoh dari daerah lain.

"Jadi, tadi Pak Kapolrestabes melaporkan, 80 persen yang melakukan pelanggaran bukan bobotoh Bandung, melainkan dari Cianjur, Tasikmalaya, dan Garut," kata pria yang kerap disapa Emil itu di Balai Kota Bandung, Senin (26/10/2015).

Ratusan bobotoh yang kedapatan ugal-ugalan telah diamankan aparat kepolisian. 

"Memang bobotoh lintas kota. Dari yang mabuk, motor disita, yang malak, kebanyakan berasal dari luar Bandung. Kapolres melaporkan bahwa perjalanan rute itu tertib. Yang tidak tertib justru yang bukan rute itu, banyak bobotoh yang muter tidak jelas," ungkapnya.

Meski banyak dikeluhkan, Emil mengaku masih akan menggelar pawai, tetapi dengan sistem yang lebih tertib.

"Yang lebih membaik adalah persentase sweeping pelat B yang menurun," ungkapnya.

"Saya sedang mencari cara baru bagaimana warga bisa merayakan kemenangan sepak bola dengan mengurangi eksesnya. Tidak bisa mengganti dengan begitu saja karena dengan pawai itu, warga bisa melihat dari jarak dekat dengan pemain. Saya terharu melihat masyarakat," tambah Emil.

Perayaan kirab Persib Bandung, Minggu (25/10/2015), dikeluhkan warga. Aksi ugal-ugalan suporter Persib (bobotoh) dan vandalisme mewarnai pesta kemenangan Persib.

Arak-arakan pemain yang diharapkan bisa menjadi hajat warga Bandung malah berujung protes dari warga.

"Masih banyak kegiatan lain yang lebih positif kang. HAPUSKAN konvoi parade hura-hura!!!" ucap pengguna akun bernama Dew di jejaring sosial Facebook.

"Kang, tolong jangan adakan lagi konvoi, mayoritas Bobotoh yang tadi di jalanan masih sangat jauh dari dewasa alias karampungan," tambah pengguna akun bernama Muhamad Rianto Eka Saputra.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com