Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Murah, Petani Ancam Bakar 637 Ton Garam

Kompas.com - 26/10/2015, 16:53 WIB
Kontributor Surabaya, Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Para petani di Jawa Timur mengancam membakar 637.000 ton garam hasil produksi.

Para petani mengancam karena hingga saat ini garam tersebut masih menumpuk di gudang dan tidak ada yang bersedia membeli dengan harga pasar. Jumlah 637.000 ton itu adalah 25 persen dari total produksi petani garam Jatim tahun ini sebesar 850.000 ton.

"Jika tetap tidak ada yang membeli dengan harga layak, mereka mengancam akan membakar garam tersebut," kata Ketua Himpunan Masyarakat Petani Garam (HMPG) Jawa Timur, Muhamad Hasan, Senin (26/10/2015).

Sebagian garam yang sudah dijual petani, lanjut Hasan, hanya laku dibawah Harga Pokok Produksi (HPP) yang sudah ditetapkan pemerintah, yakni Rp 550 sampai Rp 750 per kilogram. 

Rendahnya harga jual itu dinilai memberatkan petani, karena biaya produksi yang sudah dikeluarkan tidak kembali.

”Cuma laku Rp 350 saja per kilo. Bahkan ada yang dijual Rp 250 karena terpaksa untuk memenuhi kebutuhan hidup petani," ungkapnya.

Karena itu, dia mendesak pemerintah memberikan proteksi kepada petani. Paling tidak, aturan yang sudah ada yakni Permendag no 58 tahun 2012 mengenai kuota garam impor benar-benar dilakukan.

Pemerintah harus menyerap 50 persen garam petani dari total kebutuhan.  

"Aturan itu tidak berlaku sehingga stok garam banyak yang menumpuk,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com