Tangkapan Ikan Melimpah, Nelayan Kendal "Larung" Kepala Kerbau ke Laut

KENDAL, KOMPAS.com - Nelayan Gempol Sewu Rowosari Kabupaten Kendal, melarung kepala kerbau ke tengah laut, Jumat (23/10).

Kepala kerbau yang dilarung itu adalah bentuk ucapan rasa syukur kepada Allah, atas limpahan rezeki yang diterima para nelayan.

Menurut salah seorang tokoh masyarakat Gempol Sewu, H Rudi Paryanto, tradisi melarung kepala kerbau ke tengah laut, sudah dilakukan sejak lama oleh nelayan setempat.

Hal itu sebagai bentuk rasa syukur, karena nelayan Gempol Sewu selama ini sudah diberi rezeki berupa tangkapan ikan yang melimpah.

"Dulu, tradisi larung kepala kerbau ke tengah laut, atau sedekah laut itu, dilakukan pada tanggal 1 Sura. Tapi, sejak 3 tahun lalu, dilakukan pada 10 Sura," kata Rudi.

Rudi menjelaskan, sebelum dilarung di tengah laut, kepala kerbau yang ditempatkan di replika perahu yang dibuat dari bambu itu, dibawa ke tepi pantai.

Di pantai, kepala kerbau bersama makanan lain, salah seorang sesepuh desa kemudian memanjatkan doa.

Selanjutnya, kepala kerbau berbagai jenis makanan dan sesaji lainnya dinaikkan ke atas perahu dan dilepas ke tengah laut.

"Selain kepala kerbau, replika perahu tersebut berisi nasi tumpeng, dan ayam hidup," tambahnya.

Terkait dengan hal itu, salah satu nelayan Gempol Sewu, Sapuan, menegaskan tradisi melarung kepala kerbau, sudah lama dilakukan nelayan. 

"Ini bentuk rasa syukur kami kepada Allah SWT. Semoga Allah selalu memberi rejeki dan kesehatan kepada kami," ujar Sapuan.

Sapuan menambahkan, tradisi sedekah laut tidak hanya dirayakan oleh masyarakat Gempol Sewu, tapi juga masyarakat dari daerah lain di Kendal dan wilayah lainnya.