Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Dipukul Anggota Dewan, Pelipis Seorang Polisi Robek

Kompas.com - 29/09/2015, 10:23 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Seorang anggota polisi dari satuan Intelkam Polresta Yogyakarta Briptu Ardi Sean (28) mengalami luka robek di pelipis karena dipukul oleh seseorang berinisal Dd.

Aksi pemukulan ini terjadi di areal parkir executive club Hotel Inna Garuda, Senin (28/9/2015) sekitar pukul 02.15 WIB.

Saat dihubungi Kompas.com, Kasat Reskrim Polresta Yogyakarta Kompol Heru Muslimin membenarkan terjadinya insiden pemukulan terhadap salah satu anggota intelkam Polresta Yogyakarta.

"Benar, kejadiannya Senin sekitar pukul 02.15 WIB. Korban sudah melaporkan kejadian yang dialami ke Polresta," ucap Kasat Reskrim Polresta Yogyakarta Kompol Heru Muslimin, Selasa (29/9/2015).

Heru menuturkan, Ardi adalah anggota Intelkam saat itu sedang bertugas melakukan pemantauan di kawasan tersebut. Lalu, ketika melintas di depan Hotel Inna Garuda, dia melihat ada keributan. Ardi lantas berhenti, dan berusaha mengambil tindakan.

Namun tiba-tiba, seseorang yang diketahui berinisial Dd mendatanginya, membentak, mencekik, dan kemudian memukul Ardi. Saat dicekek, pelaku sempat bertanya soal identitas Ardi.

"Setelah ditanya itu langsung dipukul. Korban luka robek di bagian pelipis kanan," ujar Heru.

Ardi langsung melaporkan kejadian itu ke Polresta Yogyakarta. Ardi pun telah dimintai keterangan termasuk beberapa saksi. "Kita cari tahu apakah terjadi salah paham atau seperti apa. Kita masih dalami keterangan saksi-saksi," tegas dia.

Berdasarkan Informasi yang beredar, Dd yang melakukan pemukulan, diduga adalah anggota DPRD Kota Yogyakarta. Namun, saat dikonfirmasi mengenai kabar itu, Heru mengaku belum bisa memastikannya. 

"Yang pasti kita akan profesional. Kalau soal profesi pelaku, belum bisa memastikan, kita masih dalami keterangan saksi," ujar Heru.

Sementara itu, Ketua DPRD Kota Yogyakarta Sujanarko pun mengaku belum mengetahui secara pasti kebenaran informasi tersebut. "Saya belum tahu, dan belum mendapat informasi secara pasti. Jadi kami tidak serta merta langsung membenarkan informasi itu," kata Sujanarko.

Sujanarko mengaku akan meminta badan kehormatan dewan untuk melakukan penelusuran soal kebenaran informasi itu. "Saya akan memintanya badan kehormatan dewan untuk menelusuri, benar atau tidak. Jangan sampai ada yang melakukan politisasi," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com