Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemda Kukar Dinilai Tak Sigap Hadapi Kebakaran Hutan

Kompas.com - 24/09/2015, 14:42 WIB
Kontributor Balikpapan, Dani J

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com – Amuk api menghanguskan lebih dari 100 hektar hutan di dalam kawasan kelola Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS) Foundation, organisasi nirlaba yang mendedikasi pada penyelamatan dan rehabilitasi orangutan, di Kecamatan Samboja Lestari, Kutai Kartanegara pada 23-24 September 2014.

Kobar api berlangsung 14 jam dari pukul 12.00 hingga 02.00 keesokan harinya. Api diperkirakan  menghancurkan lebih dari 2000 pohon dengan beragam jenis dan ukuran. Kebanyakan pohon kayu keras dan buah-buahan hutan dan berumur 10-15 tahun, meski banyak juga berusia muda.

Pihak BOSF mengaku beruntung karena kebakaran hanya merusak lahan meski dalam skala besar dan tidak menyebabkan orangutan menderita trauma atau stress, maupun gangguan pernafasan.

"Kami beruntung karena lokasi kebakaran terletak di pinggiran area Samboja Lestari. Letaknya masih jauh dari beberapa enclosure (komplek) orangutan," kata Communications Officer dari BOS Foundation, Nico Hermanu,  Kamis  (24/9/2015).

Rabu siang, hutan di pusat reintroduksi orangutan ini mengalami kebakaran hebat di setidaknya dua titik besar dan lima titik kecil. Kebakaran sendiri berada di batas wilayah Desa Tani Bakti. Belum diketahui penyebab kebakaran. Pihak BOSF meyakini api diduga berasal dari cuaca panas dan kekeringan yang secara alamiah bisa menyulut kebakaran.

“Dugaan kami terjadi secara alami,” kata Nico.

Puluhan staf BOSF berjibaku memadamkan api. Mereka hanya mendapat bantuan dari tentara dari Detasemen Kavaleri Kodam VI Mulawarman dan Koramil Samboja yang memang bermarkas tidak jauh dari lokasi kebakaran. Mereka menggunakan peralatan seadanya.

“Kami sebenarnya sangat mengharapkan bantuan nyata dari berbagai pihak terkait, khususnya BKSDA Kalimantan Timur dan dinas pemadam kebakaran setempat serta keseriusan segenap jajaran pemerintah dalam menanggulangi bencana asap,” kata Nico.

Nico mengatakan, sejumlah staf di BOSF Samboja telah berupaya menelpon pemadam kebakaran hingga BKSDA, namun tidak juga datang. Menurutnya, ini gambaran respon pemda yang terbilang lambat dan akhirnya tidak banyak membantu.

Nico mengungkap, sejatinya kerusakan lahan akibat kebakaran bisa diminimalisir bila  mendapat banyak bantuan dari  pemerintah setempat. “Jadi hanya rekan-rekan dari Koramil dan Denkav TNI yang membantu,” kata Nico.

Insiden kebakaran kali ini menyusul kebakaran yang terjadi pada 31 Agustus hingga 1 September 2015 lalu. Saat itu kebakaran menghabiskan lahan seluas 30 hektar dari keseluruhan area 1.852 hektar. Kondisi serupa terjadi di kebakaran sebelumnya, dimana bantuan pemadam dan peran pemerintah setempat dirasa minim.

BOSF sendiri merupakan organisasi nirlaba yang fokus pada konservasi orangutan Kalimantan serta habitatnya. Organisasi ini berdiri di tahun 1991, merawat lebih dari 700 orangutan, dan mendapat dukungan 400 karyawan dengan tenaga ahli di bidang primata, keanekaragaman hayati, ekologi, rehabilitasi hutan, agroforestri, pemberdayaan masyarakat, edukasi, dan kesehatan orangutan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com