Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Sakit Hati, Oknum TNI Bunuh Ibu Hamil dan 2 Anak

Kompas.com - 16/09/2015, 16:01 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang oknum TNI, ST, diduga membunuh seorang ibu hamil, FD, dan dua anaknya, CPN dan AN, di Kabupaten Bintuni, Papua Barat. Motifnya, oknum TNI itu kecewa lantaran korban tak menanggapi godaan pelaku.

"Oknum ini sering goda ibu korban ini. Tiap ditelepon, ibu ini tidak ada suara keluar dari telepon, jadi dia (pelaku) telepon nafsu saja. SMS tidak pernah dibaca. Ibu korban langsung hapus," kata perwakilan keluarga korban yang datang dari Papua, Matius Menteng, di kantor Komnas Perlindungan Anak, di Jakarta, Rabu (16/9/2015).

Sebelum dibunuh, korban sempat marah dengan perilaku oknum tersebut. Suami korban dikatakan mengetahui hal yang menimpa istrinya tersebut.

"Suaminya bilang kau ganti nomor supaya jangan dihubungi lagi. Nah, belum sempat ganti nomor, sudah terjadi ini," ujar Matius.

Sementara itu, Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait mengatakan, ada kemungkinan pelaku telah mengenal korban. "Tampaknya si pelaku ini orang dekat dengan korban, atau kenal dengan korban," ujar Arist.

Seperti diberitakan, kasus pembunuhan sadis terjadi di Teluk Bintuni, Papua. Seorang wanita hamil empat bulan, bersama dua anaknya, dibantai secara sadis di rumahnya di Kilometer 7 Kabupaten Teluk Bentuni, Papua Barat. Bahkan, korban diduga diperkosa dulu sebelum dibantai.  

Pembunuhan yang diperkirakan terjadi pada 26 Agustus 2015 terjadi saat korban bersama dua anaknya ditinggal suaminya berdinas selama tiga hari.

Pada tanggal 27 Agustus 2015, para tetangga mulai curiga dengan kondisi rumah yang selalu gelap, serta adanya jemuran pakaian yang tidak diangkat selama berhari-hari.

Para tetangga pun memutuskan untuk mengecek langsung rumah korban. Setelah masuk, mereka melihat tiga mayat dalam kondisi berlumuran darah dan mulai membusuk. Kondisi mayat mengenaskan. Tetangga itu menerangkan, organ reproduksi korban terlihat robek hingga ke pusar. Di beberapa sudut tubuh korban, ada bekas sayatan. Korban juga mengalami patah tulang.

"Diduga korban diperkosa sebelum dibunuh," ujar Arist.

Hal mengenaskan juga dialami dua anak korban. Diva dan Andika mengalami luka bekas sayatan parang dan luka lainnya di sekujur tubuh. Kuat dugaan ketiga korban dibantai dengan senjata tajam karena ada sarung parang yang diduga milik pelaku tertinggal di lokasi pembunuhan. Saat ini, keluarga korban berharap aparat mengungkap dan menyelesaikan kasus itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com