Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisi I DPR RI Kunjungi Lokasi Bentrokan TNI–Polri di Polman

Kompas.com - 12/09/2015, 23:44 WIB
Kontributor Polewali, Junaedi

Penulis

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com - Rombongan anggota Komisi I DPR RI yang dipimpin Mayor Jenderal (Purn) Asril Hamzah Tanjung, Sabtu (12/9/2015), melakukan kunjungan ke lokasi bentrok TNI-Polri di Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

Di lokasi, rombongan meminta penjelasan para petinggi TNI dan Polri setempat terkait bentrokan tersebut. Selain itu, rombongan Komisi I DPR RI juga menyaksikan reka ulang bentrokan yang menewaskan Praka Yuliardi tersebut.

Dalam kunjungan ke lokasi bentrok itu, rombongan Komisi I didampingi Pangdam VII Wirabuana Mayjen TNI M Bachtiar, Danrem 142 Pare Letkol Syafrudin, Dandim 1403 Polmas Letkol I Made Bagus Suraputra dan Kapolres Polman AKBP Agoeng Adi Kurniawan.

Setelah melakukan peninjauan dan menyaksikan reka ulang adegan bentrokan yang terjadi pada akhir Agustus itu, pimpinan rombongan Mayjen (Purn) Asril Hamzah Tanjung meminta kepolisian segera mengungkap kasus tersebut agar tidak menjadi contoh buruk bagi penegakan hukum di Indonesia.

Asril juga meminta kepolisian agar tidak melindungi anggotanya jika memang telah terbukti bersalah. Hal serupa disampaikan Asril kepada Pangdam VII Wirabuana.

"Saya harap Kapolres bisa segera menyelesaikan kasus ini dan jangan menutup-nutupi anak buahnya yang bersalah. Begitu juga Pangdam, jika ada anak buahnya yang bersalah, segera ditindak," pesan Asril sebelum bertolak kembali ke Jakarta.

Selain itu, Asril meminta agar kepolisian dan TNI selalu menjaga kekompakan agar tidak menimbulkan gesekan saat kedua aparat negara itu bertugas di lapangan.

Anggota Komisi I lainnya, Sapiatin, meminta agar polisi bersikap tegas dan menyelesaikan kasus ini dengan tuntas agar tak menciptakan preseden buruk di kemudian hari.

"Kami pesan agar polisi bertindak tegas dan tuntas. Jangan cuma tegas menangkap anak buahnya tapi penindakannya tidak tuntas. Ini nanti jadi preseden buruk di tengah masyarakat," ujar Sapiatin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com