Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendadak, Tengah Malam Ganjar Datangi Museum Batik Pekalongan

Kompas.com - 04/09/2015, 09:22 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

PEKALONGAN, KOMPAS.com - Motif batik tulis yang dikenakan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo adalah batik berjenis parang. Batik jenis ini biasanya dipakai oleh para raja atau keluarga raja di Kerajaan Mataram Kuno.

"Jadi, cocok dengan bapak," kata pemandu wisata Museum Batik Pekalongan, Eka Fitria Ningrum, saat orang nomor satu di Jateng itu berkunjung di museum tersebut, tengah malam, Kamis (3/9/2015) kemarin.

Ganjar mengenakan batik parang berwarna corak cokelat berpadu dengan hitam dan putih. Batik pun didesain modern dengan kerah berpadu dengan aksesoris lain. Pola itulah yang biasanya dipakai para raja di kerajaan Mataram.

Kunjungan ke Museum Batik Pekalongan itu terkesan mendadak karena memang tak terjadwal. Apalagi, Ganjar datang tengah malam pukul 22.00 WIB hingga selesai 23.15 WIB. Museum yang dibuka saban hari sejak pukul 07.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB, tak menyambut kehadiran Ganjar.

Untungnya, pengelola setempat bersedia membukakan pintu museum yang berada di tengah Kota Pekalongan tersebut. Di tempat tersebut, Ganjar melihat koleksi museum batik dari berbagai wilayah di Indonesia.

Ganjar juga berkesempatan diajari cara membuat batik tulis menggunakan canting, serta praktik batik cap.

Usai melihat dan berkunjung itulah, ia menyatakan kekagumannya. Industri batik di Jawa Tengah, terutama di Pekalongan, Solo sudah berkembang pesat, hingga mampu menangkap peluang memadukan beragam motif batik dengan industri dunia modern. Sehingga batik bisa dibuat lebih tren dan sensual.

Batik juga telah berkembang dengan baik, sebagai warisan budaya dunia dari Unesco. Ganjar meminta agar kualitas, kreatifitas, hingga unsur heritage-nya dipertahankan. "Jangan sampai order batik turun. Kalau ada yang mempermasalahkan limbahnya ya kita selesaikan. Kalau gara-gara limbah kemudian dipermasalahke, tak lawan, tak bantu," ujar dia.

Kepada para pejabat daerah serta pengusaha batik, Ganjar minta agar mereka juga berusaha mengurai persoalan limbah batik. Ia tak ingin batik yang berkembang baik akan gulung tikar karena limbahnya. "Coba kelola dengan baik, munculkan inovasi dengan pewarna alam," tambahnya.

Terlepas dari itu, Ganjar ingin agar batik Pekalongan bisa terus berkreasi mengembangkan desainnya. Meski saat ini desain sudah dinamis, modern, ia ingin agar pemasaran dan kebutuhan warga bisa terus ditingkatkan. "Saya ingin warga itu ketika belajar batik tempatnya di Pekalongan. Saya penggila batik. Saya punya banyak koleksi batik," imbuhnya lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com