Ono, salah seorang pelanggan menuturkan bahwa BR sangat ramah, murah senyum dan sangat telaten.
"Saya kenal orangnya baru tiga bulan, orangnya biasa saja tidak ada kecurigaan atau tanda-tanda kalau dia itu teroris begitu," ungkapnya, Rabu (26/8/2015).
Dia menduga, BR hendak berangkat ke Jawa sebelum akhirnya ditangkap di pelabuhan Nusantara Kendari. Di Kendari, BR tinggal di kos dekat bengkel tempatnya bekerja. Sementara terduga teroris dengan inisial FR bekerja sebagai buruh bangunan di pasar sentral Wua-wua, Kendari. Namun karena kontraknya tidak diperpanjang, dia memilih bekerja serabutan.
"Sebelum bulan puasa dia kerja bangunan di pasar Wua-wua, Kendari. Tapi berhenti setelah Lebaran, jadi saya minta dia renovasi rumahku," tutur salah seorang warga Kelurahan Bonggoeya, Kecamatan Kadia, Kendari yang enggan disebutkan namanya.
Kepada keluarganya, FR mengaku bernama Rian. Selama kerja rumahnya, FR tidur dalam bangunan pasar.
"Karena kita kasihan akhirnya diajak tinggal sama adikku di salah satu kos di lorong Jati. Saya tidak tahu kalau dia itu anggota teroris, nanti datang intel polisi dari polda menunjukkan fotonya baru kami tahu," tuturnya.
Menurutnya, FR itu orangnya pendiam, pemalu dan penurut.
"Dia mengaku dari Bima, orangnya baik dan tidak ada ciri-ciri kalau dia itu anggota teroris," paparnya.
Sebelumnya, dua terduga teroris jaringan Santoso ditangkap di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Keduanya dibekuk Detasemen Khusus (Densus ) 88 Anti Teror Mabes Polri di lokasi berbeda pekan lalu. [Baca juga: Dua Terduga Teroris Anak Buah Santoso Ditangkap di Kendari]
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.