Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bandung Siaga I Kebakaran, dari 262 Titik Hidran yang Berfungsi Cuma 4

Kompas.com - 26/08/2015, 09:59 WIB
Kontributor Bandung, Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Kota Bandung menetapkan siaga I kebakaran untuk Kota Bandung. Minimnya fasilitas alat pemadam api ringan (APAR) di banyak bangunan menjadi sebab Kota Bandung saat ini rawan kebakaran.

Kepala Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Kota Bandung Ferdi Ligaswara mengungkapkan, 457.000 bangunan di Kota Bandung rentan terbakar. "Rentan itu, satu, rumahnya berdempetan, padat penduduk. Kedua, tidak dilengkapi dengan ketahanan atau proteksi kebakaran," kata Ferdi di Bandung, Rabu (26/8/2015).

Tak hanya itu, musim kemarau panjang turut berdampak terhadap sejumlah insiden kebakaran di Bandung. Menurut Ferdi ada 16 insiden ilalang terbakar yang menandakan suhu udara di Bandung terbilang panas.

"Kami terus dan akan terus mengimbau kepada masyarakat yah, suhu udara masih cukup panas, cukup terik, itu menandakan faktor alam juga menjadi penyebab. perhitungan kami ada kurang lebih 16 kejadian alang-alang terbakar. Rumus alang-alang terbakar adalah rumus bahwa udara cukup panas," tutur dia.

Musim kemarau juga menjadi persoalan serius bagi Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Kota Bandung. Debit air yang cenderung minim membuat petugas damkar kerap kesulitan mencari titik air.

Hal itu diperparah dengan tak berfungsinya fasilitas hidran di Kota Bandung. "Data terakhir dari 262 titik hidran, yang berfungsi hanya empat titik. Itu terlampau kreatif yah kuningannya pada copot (dicuri)," kata dia.

Dengan kondisi seperti itu, Ferdi mengingatkan kepada warga agar selalu waspada serta meminimalisasi kegiatan yang bersentuhan dengan api seperti membakar sampah. "Masyarakat tidak ada bakar-bakar yah. Termasuk di dalam rumah, ada beberapa kejadian orangtua ceroboh tidak awasi anak, terjadi kebakaran akibat bakar-bakaran yah," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com