"Banyak ketidaksopanan terekam di sosial media, dulu yang maki-maki ke saya soal PPDB karena tidak keterima ternyata anak SD. Karena tidak keterima jadi marah-marah dengan bahasa binatang," kata Emil di Balai Kota Bandung, Selasa (25/8/2015).
Emil yang aktif berselancar di media sosial mengaku sering mendapati hal-hal yang tidak senonoh diperlihatkan warga di media sosial.
"Termasuk di sosmed pernah ditemukan berbuat tidak senonoh malah bangga, jadi agak miris kalau kita hanya mengandalkan yang sifatnya keilmuan saja. Kemudian tidak hafal pancasila, ada yang menyangka Soekarno-Hatta satu orang padahal dua orang yang berbeda," keluh Emil.
Menyikapi hal itu, Ridwan Kamil mengatakan perlu adanya pendidikan karakter bagi para siswa sekolah di Kota Bandung. Dalam rapat pimpinan yang digelar Selasa siang, pihaknya tengah merancang kurikulum pendidikan karakter berbasi agama, budaya, dan lingkungan.
"Kami rapat kerja merumuskan kurikulum pendidikan karakter Kota Bandung. Basisnya itu kan agama, budaya dan lingkungan. Nah yang agamanya kerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia, Universitas Islam Negeri (UIN) dan pihak gereja, yang lingkungan dengan Wanadri, untuk basis budaya kesundaannya dengan Unpad dan Unpas," ungkapnya.
Hasil kerjasama tersebut nantinya menghasilkan rumusan kegiatan yang berbasis penguatan karakter peserta didik.
"Sehingga nanti anak Bandung itu tidak hanya pintar dan sehat tapi dia 'nyunda', cinta lingkungan dan nyantri. Mudah-mudahan ini bisa melengkapi. Hal ini sangat penting walaupun ilmu berguna tapi budi luhur yang utama," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.