Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Sudah Terbakar Semuanya Mas, Tidak Ada yang Tersisa"

Kompas.com - 25/08/2015, 12:01 WIB
Kontributor Cirebon KompasTV, Muhamad Syahri Romdhon

Penulis

CIREBON, KOMPAS.com – Kepulan asap yang menggumpal masih saja berembus di kawasan Pasar Sumber Cirebon, Selasa (25/8/2015) pagi. Arang kayu dari tiang kios, seng dan besi dari atap kios yang runtuh terhampar dan puing-puing sisa kebakaran bahkan masih terasa sangat panas.

Di tengah hamparan ini, puluhan bahkan ratusan pedagang yang menjadi korban kebakaran hebat masih mengais sisa-sisa barang dagangan mereka. Mereka tak peduli dengan kotor dan juga bahaya pecahan beling, kayu dan besi yang masih panas, atau benda tajam yang berada di tiap jengkal pelataran pasar yang bisa melukai mereka kapan saja.

Mereka terus mengorek barang-barang dagangan sekaligus kenangan selama puluhan tahun masa mencari nafkah di tempat yang menjadi urat nadi kehidupan masing-masing keluarga.

“Sudah, sudah terbakar semuanya Mas, tidak ada yang tersisa," kata Jubaedah (55).

Dari kebakaran ini, dia mengaku rugi hingga ratusan juta. Pasalnya, kios-kios miliknya, seperti satu kios daging, satu kios obat-obatan, dan tiga kios berbagai macam sembako, ludes terbakar. Sambil menyeka keringat, dia menuturkan, kerugian akibat kebakaran ini diprediksi mencapai lebih dari Rp 500 juta.

Namun, Jubaedah kemudian mengungkapkan bahwa kerugian itu tak seberapa dibanding suka duka yang dialaminya selama berjualan di Pasar Sumber.

Istri dari Haji Aripin ini mengaku, sudah berdagang di Pasar Tradisional Sumber sejak lulus SMA sekitar 35 tahun silam. Berawal dari membantu orangtua berjualan masakan, Jubaedah dipercaya membuka satu kios untuk berjualan sembako.

"Pasar Sumber dahulu hanya bagian (belakang) sini saja Mas. Bagian depan baru dibangun tahun 2000-an. Ini tempat saya kecil, dan berusaha, berkeluarga, dan sampai punya anak melalui pasar ini," ungkapnya sambil meneteskan air mata.

Seiring berjalannya waktu, usaha Jubaedah terus maju sehingga dia bisa menambah sejumlah kios. Empat dari 12 anaknya ikut terjun membantu mengembangkan usahanya.

Melalui aktivitasnya berjualan di pasar ini, Jubaedah mengaku bisa menyekolahkan anaknya hingga bangku kuliah. Sebagian dari anaknya menjadi PNS.

"Yah kalau dibuka semua tidak habis-habis Mas. Saya bisa hidup, perantaranya, dari berjualan di sini. Punya 12 anak, 11 cucu, dari sini. Menyekolahkan anak dari ini, sampai saya bisa berangkat haji, uang tabungan dari dagang di sini," tuturnya lagi.

Jubaedah berharap, Pemerintah Kabupaten Cirebon segera membantu membangun kembali pasar ini. Pasalnya, dari tempat tersebut, ratusan pedagang menggantungkan hidupnya dan keluarganya masing-masing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com