Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil: Mereka yang Tak Berinovasi Bakal Ketinggalan

Kompas.com - 24/08/2015, 12:11 WIB
Kontributor Bandung, Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menjadi pembicara dalam seminar Fenomena Moda Transportasi Baru Kota Bandung di Era Digital yang digelar di Institut Teknologi Bandung (ITB), Jalan Ganesha, Kota Bandung, Senin (24/8/2015). Dalam pidatonya, Ridwan Kamil mengatakan bahwa akan datang masanya saat inovasi baru tidak bisa lagi dilawan, termasuk dalam dunia transportasi.

Pria yang akrab disapa Emil itu menyebutkan, dalam konteks transportasi, masyarakat semakin pintar dan menuntut pelayanan yang baik. Warga, lanjut Emil, lebih suka dijemput hanya dengan modal komunikasi.

"Maka dari itu, ada taksi yang bisa dipesan, ojek yang bisa dipesan, semua memilih itu. Bagi para pengelola transportasi, zamannya akan bergeser. Siapa yang bisa beradaptasi, insya Allah bisnisnya panjang. Mereka yang tidak berinovasi bakal ketinggalan," ungkap Emil.

Emil menjelaskan, Bandung yang memiliki penduduk 2,7 juta jiwa belum memiliki moda transportasi yang ideal. Dari catatan hasil survei yang dilakukan ITB, sebanyak 75 persen penduduk Bandung menggunakan kendaraan pribadi.

"Kenapa begitu? Ke mana yang 75 persen? Ternyata salah satu faktornya gara-gara motor harganya murah. Motor dijual sedemikian rupa dengan uang muka Rp 500.000. Saat angkot ngetem terlalu lama, banyak pengamen, warga bingung gimana hidup lancar kalau kayak gini. Nah, yang 75 persen itu berpikiran sama (menggunakan kendaraan pribadi)," paparnya.

"Apakah kehadiran Go-Jek mengancam? Jangan-jangan market-nya beda. Mungkin juga Go-Jek mengambil market yang 75 persen itu. Kalau market-nya (memang) yang 75 persen itu, (Go-Jek) harus didukung," ujarnya.

Emil sempat membahas penghasilan pengemudi Go-Jek yang mampu meraup untung hingga puluhan juta rupiah tiap bulan.

"Simpel, ojek pangkalan kan nongkrong, ramainya pagi dan sore hari. Padahal, ada kebutuhan orang yang bergerak di antara pagi dan sore hari. Itu logika. Ada kebutuhan masyarakat," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com