Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Mengajar Bocah-bocah di Kaki Gunung Slamet...

Kompas.com - 24/08/2015, 10:03 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

PURWOKERTO, KOMPAS.com - Kegiatan belajar mengajar masyarakat di luar gedung sekolah ternyata masih marak di pelosok daerah. Di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, kegiatan mengajar bebas itu masih digelar hingga menghasilkan lulusan yang mampu bersaing ke perguruan tinggi.

Kepala Sekolah Sekretariat Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Masa Depan Desa Dawuhan Kulon, Kecamatan Kedungbanteng, Fuad, Minggu (24/8/2015), mengatakan, kegiatan di PKBM adalah menampung anak-anak yang belajar pendidikan non formal atau paket C.

Tempat belajar berada di pedalaman hutan, di kaki Gunung Slamet. Setidaknya ada 29 anak yang belajar secara non formal di waktu malam hari. Anak-anak juga tidak membayar alias gratis.

Kebutuhan untuk menggelar pendidikan itu di tempat seadanya, serta guru yang mempunyai jiwa sosial yang tinggi. "Untuk biaya sekolah ini, pengurus urunan. Guru yang mengajar juga tidak dibayar, yang sekolah di sini gratis," kata Fuad.

Kendati belajar malam hari, Fuad mendorong agar para peserta bisa masuk kelas serta serius belajar. Ia mengakui hanya setengahnya yang aktif belajar. Bahkan, untuk anak yang tidak berangkat, pihaknya berinisiatif mendatangi di rumahnya. "Kadang yang enggak masuk sekolah, saya samperi ke rumahnya," tambahnya.

Rina, guru PKBM Masa Depan mengungkapkan sulitnya mengajar anak paket C ini. Bagi dia, mengajar anak yang siangnya bekerja membuat anak sulit fokus belajar. Anak-anak itu kerap hanya memikirkan soal mencari uang.

"Kalau siang bekerja, malam sudah enggak niat belajar. Materi diajarkan tidak dipikir. Pikirnya beras satu kilo itu berapa," ujar Rina.

Namun, segala usaha keras tersebut akhirnya berbuah manis. Ada sembilan anak didik dari sekolah itu yang berhasil melanjutkan pendidikan ke Universitas Jenderal Sudirman dan STAIN Purwokerto.

Setelah masuk, para siswa lulusan PKBM mendapat beasiswa dari kampus. "Saya kan awalnya diminta berhenti sekolah oleh ibu. Terus kerja, kalau sekolah bingung mau biaya apa. Akhirnya belajar paket C ini," ujar alumnus PKBM Utfi Utami yang kini masuk ke Fakutas Peternakan Unsoed.

Hal yang sama juga terjadi pada kawannya, Tri Ristiana, yang berhasil masuk ke Fakutas Peternakan menggunakan ijazah paket C.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang singgah dan mendengarkan keluhan warga tersebut akhirnya memberi bantuan Rp 10 jta untuk kelangsungan PKBM. Ia ingin agar anak-anak tak berhenti belajar. "Tidak sekolah enggak apa-apa, tapi harus belajar. Belajar non formal gak apa-apa," timpal Ganjar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com