Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemarau, Belasan Bendungan di Pamekasan Kering

Kompas.com - 20/08/2015, 17:00 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Musim kemarau di Pamekasan sudah memasuki masa kritis. Belasan bendungan yang ada di Kabupaten Pamekasan semuanya sudah mengering. Sumber-sumber airnya juga sudah mengering. Bendungan tersebut, biasanya digunakan oleh petani untuk irigasi.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum dan Pengairan Pemkab Pamekasan, tidak ada satu pun bendungan yang dibangun oleh Pemkab Pamekasan yang bisa digunakan petani untuk irigasi. Meskipun ada, air tidak mengalir lagi.

“Mulai dari wilayah utara sampai ke wilayah selatan Pamekasan, semua bendungan sudah mengering dan tidak bisa mengairi sawah petani,” ujar Sjaifuddin, Kepala Dinas PU Pengairan Pemkab Pamekasan, Kamis (20/8/2015).

Sjaifuddin menambahkan, tidak hanya bendungan yang dibangun oleh Pemkab Pamekasan, tetapi dua waduk besar yang dibangun dengan menggunakan APBN, juga ikut kering. Tahun 2014 kemarin, ada tiga waduk besar yang dibangun, yakni di Desa Lancar, Kecamatan Laranga, Desa Bangkes, Kecamatan Kadur dan Desa Palengaan Daja, Kecamatan Palengaan.

“Yang masih ada airnya hanya waduk di Desa Bangkes. Itu pun harus menggunakan mesin penyedot agar petani bisa menggunakan air untuk irigasi,” imbuh Sjaifuddin.

Keringnya beberapa bendungan dan waduk di Pamekasan, karena rata-rata tidak ada sumber mata airnya. Dengan demikian, menjelang musim kemarau, kondisi air ikut menyusut.

“Bendungan yang ada di Pamekasan hanya menampung air sungai ketika musim hujan. Setelah kemarau karena tidak ada sumber mata airnya, ikut mengering,” ungkap Sjaifuddin.

Sjaifuddin menjelaskan, meskipun bendungan di Pamekasan tidak bisa difungsikan masyarakat untuk irigasi, namun pada tahun 2015 ini, Pemkab Pamekasan tetap membangun bendungan baru di lima lokasi yang berbeda.

“Manfaatnya hanya untuk menampung air saja. Untuk irigasi tidak bisa karena sumber airnya tidak ada,” ungkapnya.
Gubernur Maluku Said Assagaff angkat bicara soal kelangkaan bensin disertai tingginya harga jual di sejumlah wilayah di Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) yang mengakibatkan terjadinya keresahan di masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com