Sebelumnya, Unimal dan IOM telah melatih 40 remaja imigran Bangladesh yang ditampung di bekas Kantor Imigrasi Lhokseumawe.
Rektor Unimal Apridar, Rabu (5/8/2015) menyebutkan, pelatihan kemampuan berbahasa Inggris itu dipusatkan di shelter warga Rohingnya. “Sasaran utamanya remaja dan anak-anak. Dari pembicaraan dengan IOM, pelatihan kecakapan Bahasa Inggris ini akan diikuti sekitar 60 orang,” kata Apridar.
Disebutkan Apridar, saat ini telah disiapkan enam pengajar Bahasa Inggris dari Pusat Bahasa Unimal. Pelatihan akan dilakukan selama dua hari dalam sepekan.
Dia mengatakan, kemampuan berbahasa Inggris sangat diperlukan oleh warga Rohingnya asal Myanmar tersebut. Sehingga, jika ada Negara ketiga yang memberikan hak menetap untuk mereka, kemampuan bahasa itu bisa digunakan untuk memudahkan berkomunikasi dan memperoleh pekerjaan.
“Selain itu, kita harap dengan kemampuan berbahasa Inggris ini remaja Rohingnya itu bisa hidup lebih baik ke depan,” ujar Apridar.
Kini, tak kurang dari 556 warga Rohingnya asal Myanmar terdampar sejak dua bulan lalu di Perairan Seunuddon, Aceh Utara. Kebijakan Pemerintah Indonesia mengizinkan mereka menetap selama setahun sebelum mendapatkan negara ketiga yang bersedia menampung.
Sementara itu, warga Rohingnya asal Bangladesh akan dideportasi ke negaranya. Sejauh ini proses deportasi telah dilalukan secara bertahap oleh Imigrasi Lhokseumawe.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.