Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bacok 3 Bocah Karena Berisik, Supriyadi Menyesal

Kompas.com - 29/07/2015, 00:48 WIB
Kontributor Demak, Ari Widodo

Penulis

DEMAK, KOMPAS.com - Supriyadi (30), pelaku pembacokan terhadap tiga bocah di Demak -satu di antaranya tewas, mengaku menyesal. Ia mengaku emosi akibat keramaian yang terjadi saat pesta ulang tahun di Desa Wonowoso, Demak, Minggu (26/7/2015).

“Saya menyesal mas, sudah membunuh anak tak bersalah. Saya tidak suka musik dan ramai ramai, apalagi waktu itu kepala saya pusing dan belum minum obat sakit kepala (Bodrex, red), ” kata Supriyadi lirih, saat dihadirkan dalam gelar perkara di Mapolres Demak, Selasa (28/7/2015).

Sementara itu, Kapolres Demak AKBP Heru Sutopo, mengatakan, pembunuhan yang dilakukan oleh tersangka tergolong sadis. Terlebih, korbannya adalah anak–anak. Para korban yang masih duduk di bangku SD itu pun terenggut kebahagiannya saat menikmati sejumlah suguhan acara di pesta ultah temannya.

“Tersangka akan kami jerat pasal berlapis dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara,” ungkap AKBP Heru Sutopo.

Disinggung apakah pelaku mengalami ganggungan jiwa, Heru mengaku pihaknya belum melakukan observasi terhadap pelaku.

“Pelaku coba kita test untuk menulis, ternyata bisa menuliskan namanya dengan benar,” kata Heru.

Pembacokan

Sebuah pesta ulang tahun di Desa Wonowoso, Minggu siang, berakhir tragis. Di tengah kemeriahan pesta di rumah Eko Nur Arifin (23), seorang warga, Supriyadi, yang diduga mengidap gangguan jiwa, mengamuk.

Tiga anak menjadi korban pembacokan. A (12) tewas akibat sabetan golok pelaku, sedangkan dua korban lainnya, SN (8) dan Z (12), menderita luka berat dan dirawat di Rumah Sakit Sunan Kalijaga, Demak. Karena parahnya luka yang diderita, Z dirujuk ke rumah sakit di Semarang.

Warga yang melihat kejadian tersebut sontak terpicu emosi. Mereka beramai-ramai menghajar pelaku dan merusak rumahnya. Akibat amukan massa tersebut, Supriyadi menderita luka parah di sekujur tubuhnya dan dilarikan ke Rumah Sakit Islam NU, Demak.

Menurut Eko Nur Arifin, saat menggelar perayaan satu tahun usia anaknya, pelaku yang tinggal di sebelah rumahnya tiba-tiba keluar dan menyerang warga yang tengah asyik menonton acara tersebut.

"Kejadiannya cepat sekali, Mas. Pada saat musik Barongan dimulai, pelaku mendadak keluar rumah dan langsung mengamuk membabi buta. Acara bubar, dan warga yang mayoritas anak-anak langsung lari menyelamatkan diri," kata Eko.

Menurut informasi yang dihimpun, pelaku dikenal pendiam dan tertutup serta jarang berkomunikasi dengan warga. Sehari-hari, pemuda pengangguran yang diduga mengidap gangguan jiwa itu hanya bermain dengan seekor anjing kesayangannya. Setiap bepergian keluar rumah, pemuda yang baru pindah dari Kalimantan itu selalu membawa golok yang diselipkan di pinggangnya.

"Pelaku ini baru pindah dari Kalimantan, bahkan belum memberi tahu kami. Ke mana-mana membawa golok. Warga sini tahunya dia memang agak kurang waras," kata Nur Kholis, Ketua RT.

Peristiwa yang menggemparkan warga Desa Wonowoso, Kecamatan Karangtengah, tersebut hingga kini masih ditangani oleh Satreskrim Polres Demak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com