Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penasaran dengan 2 Gadis Korban Hercules, 3 Ibu Bertahan di Posko Post Mortem

Kompas.com - 01/07/2015, 15:19 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com — Tiga perempuan setengah baya bermasker berdiri berdesak-desakan di antara keluarga korban lain di depan Posko Post Mortem RS Adam Malik, Medan, Rabu (1/7/2015). Mereka berdiri tepat di depan jajaran peti-peti mati.

Cuaca panas siang itu membuat ruangan itu semakin pengap, bercampur dengan aroma yang menyeruak menusuk hidup. Namun, ketiga perempuan itu tetap bertahan. Ketika ditanya apakah mereka sedang menunggu jenazah keluarganya, mereka serentak menggeleng.

"Bukan, tak ada keluarga kami di sini. Kami cuma mau nengok mayatnya Br Sihombing. Cantik kali ku tengok semalam fotonya, kayak orang Arab. Cuma dua inilah anak perempuan mereka," kata Br Sembiring, yang mengaku datang dari Padang Bulan.

"Kemarin kami sudah datang, tetapi belum juga jumpa mayatnya. Kami tengok langsung yang lagi dimandiin, tapi belum juga ketemu. Kami semalam jumpa pamannya di sini, istrinya nangis-nangis," kata temannya Br Sembiring.

Setiap ambulans yang masuk langsung mereka hampiri. Bahkan, mereka rela berdiri lama di depan kantong-kantong jenazah yang diturunkan tanpa merasa risih. Namun, yang mereka cari belum juga ditemukan.

Boru Sihombing yang dimaksud adalah Ester Yosefin (17), siswi SMU Budi Murni Padang Bulan Medan, dan adiknya, Rita Yunita Sihombing (14), siswi SMP Santo Ignatuis di Jalan Karya Wisata Medan Johor.

Keduanya bersekolah di SMU dan SMP Budi Murni Padang Bulan, Medan, dan menjadi korban pesawat Hercules yang jatuh saat hendak berlibur ke tempat ayahnya, Serda Sahata Sihombing. Ayahnya bertugas di Koramil Ranai di Kepulauan Natuna. Selama ini, mereka kos di dekat SMU Budi Murni.

Kemarin, Selasa (30/6/2015), pasangan suami-istri mendatangi Posko Post Mortem sambil membawa foto kedua gadis itu. Brigadir Polisi S Sihombing yang membawa foto itu mengaku sebagai abang dari ayah Ester. Dia mengatakan, istrinya yang mengantar kedua keponakannya tersebut.

"Lima menit setelah pesawat jatuh, kami sudah dapat kabar, makanya kami langsung kemari. Kami berharap mereka masih hidup," kata Sihombing. Sayangnya, hari itu juga kedua keponakannya dinyatakan tewas. Tapi, sampai hari ini, jenazahnya belum ditemukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com