Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ART|JOG, Infinity Pemantik Mimpi Negeri tak Bertepi

Kompas.com - 01/07/2015, 13:13 WIB


YOGYAKARTA, KOMPAS.com
- Bukan hanya kebetulan ada unsur angka 8 jika ART|JOG 2015 mengambil tema "Infinity in Flux: The Unending Loop that Bonds the Artist and the Audience". Namun, ada sebuah mimpi pula bahwa seni kelak akan memiliki wilayahnya sendiri, dihormati, diapresiasi, hidup dan menghidupkan. Ibarat "negeri tak bertepi" yang senantiasa menyuguhkan keluasan karya tanpa batas, mengobarkan inspirasi tanpa henti, mengembangkan pikir tanpa akhir, mengolah rasa tanpa jera.

Ini memang ART|JOG ke-8. Angka 8 kebetulan menjadi simbol infiniti, karena tak ada batas putarannya. Semangat itu yang coba diangkat dalam aktivitas berkesenian di ART|JOG. Sebanyak 103 karya dari 87 seniman nasional maupun internasional tersaji di sini. Salah satu artis luar adalah Yoko Ono, istri mendiang John Lennon yang menampilkan karya "Wish Tree".

Dibuka pada 6 Juni dan berakhir pada 28 Juni 2015, ART|JOG ke-8 ini termasuk sangat sukses. Jumlah penonton memang tak sebanyak tahun sebelumnya, namun warna, aura, dan impact festival seni kontemporer di Taman Budaya Yogyakarta (TBY) itu sangat besar.

Ditemui menjelang penutupan di TBY, CEO ART|JOG, Heri Pemad mengatakan, ia sangat puas karena apresiasi seni semakin tinggi. Itu pula yang membuat Heri Pemad semakin bersemangat untuk melakukan hal lebih baik pada ART|JOG tahun depan yang akan dimulai pada 4 Juni 2016.

"Yang pasti akan ada kejutan besar," katanya.

Sesuai tema, ART|JOG 2015 menampilkan seni multimedia dari berbagai daerah serta negara. Hanya ada satu lukisan dalam pameran ini, yakni milik I Nyoman Masriadi yang laku Rp 4,5 miliar. Selebihnya, banyak karya instalasi, intermedia dan sebagainya.

Justru di situ kekuatan ART|JOG 2015. Beragam jenis seni merangsang imaginasi lebih luas dan bervariasi, bahkan memunculkan impian bahwa kelak seni di Indonesia akan memiliki kekuatan besar dan terapresiasi dengan maksimal.

Ibarat negeri, seni adalah wilayahnya. Seniman, peminat, kolektor, apresiator, dan suporter lain adalah rakyatnya. Produknya adalah kreativitas tak terduga dan terbatas yang tak hanya menghidupi, mengindahkan, meluaskan estetika, tapi juga merangsang pertumbuhan ekonomi, kekuatan politik dan budaya. Sebuah potensi yang tak pernah disadari pemerintah.

Dan, Yogyakarta adalah lahan subur yang bisa menyemai impian itu. Bahkan, seni seolah sudah menjadi native bagi Yogya. Kini bahkan muncul ungkapan, Yogya Sana-sini Seni.

Apalagi jika kegiatan serupa juga muncul di berbagai kota dan wilayah. Maka, akan semakin mengagumkan.

Heri Pemad juga mengakui, ada mimpi besar suatu saat ART|JOG bisa sebesar Art Basel. Sehingga, impact-nya akan semakin kuat. Namun, ia juga mengakui masih banyak kekurangan.

"Infrastruktur kita masih kurang memadahi untuk menyaingi Art Basel. Padahal, soal seniman, kita tak kalah," jelasnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com