Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baru Sebulan Diresmikan, Jembatan Soekarno Dipenuhi Coretan

Kompas.com - 30/06/2015, 11:50 WIB
Kontributor Manado, Ronny Adolof Buol

Penulis


MANADO, KOMPAS.com
- Baru sebulan diresmikan, Jembatan Soekarno yang memiliki panjang 1.127 meter dan merupakan jembatan terpanjang di wilayah Indonesia Timur ini sudah diwarnai dengan coretan-coretan di berbagai bagian badannya.

Ironisnya, jembatan tersebut menelan dana sekitar Rp 300,35 Milyar dan dikerjakan selama 12 tahun.

Pengamat transportasi dan Dosen Fakultas Teknik UNSRAT Manado, James Timboeleng, mengatakan bahwa aksi vandalisme tersebut terjadi karena kurangnya fungsi pengawasan dan kontrol dari operator jembatan tersebut.

"Ini juga mencerminkan bahwa masyarakat kita belum punya rasa memiliki terhadap aset kota yang perlu dijaga, dirawat dan diawasi bersama. Aksi corat-coret tersebut juga menunjukkan tingkat kesadaran, etika dan kesantunan yang rendah dari masyarakat sehingga cenderung merusak landmark yang semestinya menjadi kebanggaan bersama," ujar Timboeleng, Selasa (30/6/2015).

Jembatan Soekarno yang diresmikan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani serta Menteri Pekerjaan Umum Basuki Hadi Muljona tersebut awalnya dibangun untuk mengatasi kemacetan jalanan utama Kota Manado yang semakin hari semakin padat.

Namun, sebulan pasca-diresmikan, mega proyek tersebut belum difungsikan secara maksimal. Warga pengguna jalan mempertanyakan mengapa operator jembatan belum juga menjadikan Jembatan Soekarno sebagai alternatif jalur transportasi umum. Padahal jika kendaraan angkutan kota sebagian dialihkan melewati jembatan tersebut, maka kemacetan di Pusat Kota Manado menuju ke wilayah Manado Utara bisa teratasi.

"Lampu di jembatan ini juga tidak ada yang menyala, makanya kalau malam hari, jembatan ini hanya jadi tempat pacaran dan bahkan banyak yang menjadikannya tempat pesta minuman keras," ungkap Andi Sumaila, warga Calaca.

Warga lainnya menyayangkan bahwa pemerintah tidak mendorong warga menggunakan jembatan tersebut secara maksimal. Ini, menurut dia, adalah bentuk pelecahan terhadap nama Soekarno.

"Entah kapan, pemerintah mau fungsikan jembatan Soekarno sebagaimana mestinya, sebab sekarang hanya jadi tempat maksiat, jika sang empunya nama Jembatan ini masih hidup, pasti beliau merasa dilecehkan," sindir Umar Maliki warga lainnya.

Sikap prihatin juga datang dari Anggota Komisi A DPRD Manado, Bambang Hermawan yang menganggap jembatan tersebut terkesan dibiarkan tanpa dilengkapi penerangan yang memadai.

"Heran saya, lampu penerangan kok tidak berfungsi, padahal sudah sebulan jembatan Soekarno ini diresmikan, ini mereka lupa atau pura-pura lupa," sesal Hermawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com