Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil, Ujungberung, dan Konser Musik "Underground"

Kompas.com - 14/06/2015, 17:00 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Kota Bandung pernah terkenal sebagai salah satu kiblat musik underground. Berbagai grup musik beraliran hardcore dan metal seperti Puppen, Jasad, hingga Burgerkill bahkan sampai saat ini masih dikenal oleh para 'metalhead' di dalam maupun luar negeri.

Salah satu daerah pelopor musik metal di Kota Bandung adalah Ujungberung, yaitu komunitas Ujungberung Rebel. Dari komunitas ini, sudah tidak terhitung lagi grup musik yang terbentuk, baik yang bertahan maupun yang akhirnya bubar.

Namun, gairah musik metal di Kota Bandung terutama Ujungberung mulai surut ketika tragedi AACC pada bulan Februari tahun 2008. Kala itu, 11 orang meninggal dalam sebuah konser underground saat grup musik metal, Beside, menggebrak para metalhead.

Ujung-ujungnya, segala macam konser yang berbau underground di Kota Bandung diharamkan. Kalaupun ada, itupun kucing-kucingan dengan aparat kepolisian. Namun, sedikit demi sedikit para pegiat musik Underground di Kota Bandung mulai bangkit walaupun hanya bisa tampil di kota tetangga seperti Cimahi, Bandung Barat dan Kabupaten Bandung.

Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, pada hari ini, Minggu (14/6/2015) meresmikan Alun-alun Ujungberung. Dalam peresmian tersebut, pria yang kerap disapa Emil itu memberikan harapan terang untuk kebangkitan musik metal yang diusung oleh Ujungberung Rebel.

"Ini (taman Alun-alun Ujungberung) adalah tempat paling istimewa. Ada panggung kebudayaan yang sengaja dibuat karena warga Ujungberung ini banyak berekspresi melalui kesenian seperti musik, tari-tarian, benjang dan lain-lain," kata Emil, Minggu siang.

Meski berada di sebelah Masjid Agung Ujungberung, Emil memberikan izin dan restu kepada pegiat musik underground untuk menggelar konser di Alun-alun Ujungberung yang baru ini. Menurut dia, siapapun bisa menggunakan panggung dan Amphitheater yang telah dibangun khusus untuk pertunjukan seni.

"Boleh, semua punya tempat di sini," ungkap Emil.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung, Arief Prasetya mengatakan, taman seluas 4200 meter persegi ini mampu menampung lebih dari 1.500 orang dengan rincian 800 orang berdiri dan 750 orang duduk di amphiteater.

"Dibuat ini adalah untuk warga bisa berkatifitas disini. Tidak perlu mencarit tempat ke alun-alun kota. Di sini sebagai fungsi ekologis dan sosial yang akan menampung segala macam kegiatan masyarakat," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com