Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ritual "Grebeg Tahu" di Puncak Bukit Tidar

Kompas.com - 14/06/2015, 09:52 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis


MAGELANG, KOMPAS.com - Tahu tidak hanya lezat disantap, tetapi juga merupakan sumber mata pencaharian bagi sebagian besar warga Kampung Trunan, Kelurahan Tidar Selatan, Kecamatan Magelang Selatan, Kota Magelang.

Sejak puluhan tahun lalu, kampung yang terletak di kaki Bukit Tidar itu pun dikenal sebagai sentra atau kampung tahu. Sebagai ungkapan rasa syukur atas anugerah tersebut, segenap warga lantas menggelar sadranan Tahu, Minggu (14/6/2015).

Sejak pagi, warga, baik pria-wanita, tua-muda, dan anak-anak, sudah berkumpul di Masjid Kampung Trunan. Mereka membawa aneka makanan khas serta hasil bumi. Uniknya, warga juga membuat sebuah gunungan setinggi 1,5 meter yang berisi ratusan tahu berbentuk bulat sebagai ikon Kampung Trunan.

Kegiatan yang baru pertama digelar itu dimulai dengan doa yang dipimpin oleh ulama setempat. Selanjutnya ratusan warga berjalan kaki membawa aneka makanan, hasil bumi dan gunungan tahu menuju puncak Bukit Tidar yang berjarak sekira 1,5 kilometer. Tak ayal kegiatan ini menyita perhatian banyak warga, khususnya warga yang tengah beziarah ke makam Syaikh Subakir di lereng Bukit Tidar.

“Warga yang sukarela memberikan ratusan tahu ini untuk dijadikan gunungan. Mayoritas warga Kampung Trunan memiliki usaha pembuatan tahu. Ada ratusan perajin tahu di kampung ini yang menyuplai kebutuhan di wilayah Eks Karesidenan Kedu,” ungkap Ketua Panitia, Edi Purnomo, di sela kegiatan.

Pria yang akrab dipanggil Dayun itu menjelaskan, ide kegiatan unik ini merupakan inisiatif warga yang menginginkan adanya tradisi kampung dan belum pernah ada sebelumnya. Tercetuslah sadranan tahu, sebuah tradisi yang disesuaikan dengan ikon kapung tanpa menghilangkan makna dari nyadran sebagai tanda ucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

“Sadranan ini juga dimaksudkan untuk lebih meningkatkan kerukunan antarwarga. Serta diharapkan bisa menarik wisatawan berkunjung ke Magelang terutama ke Bukit Tidar,“ ungkap Dayun.

Sampai di puncak ketinggian 850 mdpl Bukit Tidar, ratusan warga menggelar doa bersama, kemudian dilanjutkan dengan rembutan atau grebeg gunungan tahu. Tampak keceriaan warga ketika melakukannya.

Dayun menambahkan, sebelum kegiatan sadranan tahu, warga juga mengadakan pagelaran wayang kulit semalam suntuk dengan Dalang Suwondo Sugito asal Sleman Yogyakarta. Adapun lakonnya adalah Bangun Kesatrian Tanjung Anom.

Di samping, diadakan pula sunatan massal dari anak-anak warga setempat. Ada sekitar 11 anak yang disunat secara bersamaan. Melalui sadranan ini, pihaknya berharap tradisi ini tidak akan hilang ditelan jaman dan kerukunan warga terus meningkat

. “Kami harap tradisi ini bisa terlaksana tiap tahun dengan daya tarik wisata yang semakin kuat,” harap Dayun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com