Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hendak Digusur, Pedagang Menangis Histeris di Depan Kantor Wali Kota

Kompas.com - 09/06/2015, 15:15 WIB
Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati

Penulis


KENDARI, KOMPAS.com - Puluhan pedagang Pasar Basah Mandonga, Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) histeris saat mendatangi kantor Walikota setempat, Selasa (9/6/2015). Para pedagang yang didominasi oleh kaum ibu itu menangis histeris setelah mendengar rencana pengosongan lapak dan los mereka di pasar tersebut.

"Tolong, kasihani kami, jangan digusur. Kami mau makan apa nanti, mau biayai anak sekolah pakai kalau kami digusur kasian, apalagi sudah dekat bulan puasa" teriak Norma, seorang pedagang.

Para pedagang tertahan di depan pintu gerbang kantor wali kota. Di hadapan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP) Kota Kendari, Suhardin, Norma menuturkan bahwa Kepala Pasar Kota Kendari meminta pedagang untuk segera mengosongkan tempat jualan mereka.

"Kepala pasar memberitahu kami paling lambat kosongkan los dan kios kami pada hari Rabu, kalau tidak maka akan ditertibkan. Nah kami ini selalu bayar retribusi, kasihan," ungkap Norma.

Mendengar pernyataan pedagang, Suhardin mengatakan, tidak benar pemerintah kota akan mengosongkan pasar maupun penertiban paksa para pedagang. Karena hingga kini, pihaknya tidak pernah menerima surat keputusan Walikota.

"Tidak benar itu isu, karena saya tidak pernah menerima SK akan hal tersebut. Silakan tanyakan kembali keabsahan isu itu ke pihak DPRD kota karena untuk pemerintah kota tidak pernah mengeluarkan surat putusan apapun," kata Suhardin di hadapan para pedagang.  

Tak puas dengan penjelasan Kepala Satpol PP, puluhan pedagang yang tergabung dalam Front Masyarakat Pencari Keadilan (FMPK) melanjutkan aksinya di gedung DPRD Kota Kendari.

Kordinator Lapangan FMPK Aydit Saleh mengatakan, keputusan pengelola pasar melakukan penutupan pasar adalah keputusan sepihak.

"Kita minta Wali Kota Kendari untuk memperjelas apa benar isu penggosongan pasar seperti yang dikatakan kepala pasar itu," tukas Aydit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com