Menurut Selle, program yang diberikan pemerintah pusat kepada beberapa daerah harus dilaksanakan dengan baik. Sebab, program angkutan massal tersebut baik untuk mengurai kemacetan di kota-kota besar seperti Makassar.
"Sebagai orang Sulsel, harusnya malu kita jika tidak bisa dilaksanakan program busway itu. Dimana program itu tidak semua diberikan ke daerah di Indonesia, sebab hanya kota-kota besar saja seperti Makassar untuk mengurai kemacetan," katanya.
Selle mengungkapkan, program angkutan massal tersebut sudah beroperasi dan dilengkapi 30 unit busway serta prasarananya. Semuanya itu mendapat suntikan dana dari pemerintah pusat mencapai puluhan miliar, kemudian tahun 2015 pemerintah Provinsi kembali menyuntikkan dana untuk menunjang pengoperasian busway.
"Apanya lagi, itu semua sudah ada dan dipenuhi. Kok bisa mandek di jalan. Kalau saya melihat, cara pengelolaannya yang salah. Ditambah lagi komunikasi antara Dinas Perhubungan dan Pemerintah Provinsi kepada instansi lainnya tidak berjalan. Ya yang harus bertanggung jawab gagalnya program Busway ini adalah Pemprov Sulsel dan Dishub Sulsel-lah," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Bus Rapid Transit (BRT) Busway jalur Makassar-Maros-Sungguminasa-Takalar (Mamminasata) sudah tidak beroperasi sekitar sebulan. Dari pantauan, tidak ada satu pun lagi busway yang beroperasi di jalan-jalan untuk mengantar penumpang.
Halte busway yang dibangun di pinggir jalan kosong dan tidak terawat. Halte-halte tersebut mulai digunakan pengemis dan anak-anak jalanan.
Sementara itu, program busway yang dibangun Dishub Sulsel menelan anggaran hingga Rp 53 miliar. Dari anggaran itu, sudah tersedia termasuk 30 unit busway untuk melayani koridor dua dan koridor tiga. Bahkan menurut informasi yang diperoleh, Pemprov Sulsel kembali mengalokasikan anggaran dalam APBD 2015 senilai Rp 9,7 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk melengkapi sarana dan prasarana penunjang busway jalur Kabupaten Maros, Kota Makassar Makassar, Kabupaten Gowa dan Kabupaten Takalar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.