Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Irsyad, Bocah Lumpuh yang Merangkak ke Bersekolah

Kompas.com - 09/05/2015, 14:16 WIB
Kontributor Polewali, Junaedi

Penulis


MAJENE, KOMPAS.com
- Keterbatasan fisik akibat kedua kakinya lumpuh karena terserang polio sejak lahir tak menghalangi bocah irsyad (12), berjuang demi bersekolah seperti anak-anak seusianya. Bocah asal Dusun Lombo'na, Desa Tubo Tengah, Kecamatan Tubo Sendana, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat ini kerap mendatangi sekolahnya dengan cara merayap setahap demi setahap hingga sampai ke sekolah jika alat bantu jalan pemberian orang sedang rusak.

Meski cacat fisik, Irsyad berhasil meraih rangking pertama sejak sekolah.

Beginilah keseharian irsyad, ia bangun lebih pagi agar bisa mempersiapkan diri ke sekolah lebih cepat agar tidak terlambat ke sekolah. Meski mengalami keterbatasan fisik akibat kedua kakinya lumpuh, namun hampir seluruh pekerjaan dilakukan Irsyad seorang diri dengan cara merayap, mulai dari mandi, memakai seragam sekolah seperti baju dan sepatu.

Adiknya Huriyansah (7) yang kini duduk di kelas satu sd ini kerap membantu sang kakak memakai celana karena tak mampu berdiri sambil mengenakan seragam sekolahnya.

Agar tidak terlambat, Irsyad berangkat ke sekolah lebih awal. Irsyad kerap merayap setahap demi setahap hingga tiba di sekolahnya yang berjarak sekitar 300 meter dari rumahnya. Alat bantu besi yang mirip kursi roda yang dirakit keluarganya sendiiri inilah yang menjadi tumpuan Irsyad untuk memudah diirinya sampai ke sekolah.

Meski kontur jalan di sepanjang rute dari rumah ke sekolahnya cukup menantang karena kondisi medannya terjal dan menanjak, namun alat ini diaku Irsyad cukup membantu dirinya. Jika kelelahan mendorong alat bantu ini di tengah jalan, sejumlah teman sekolahnya yang menaruh simpatik pada sosok Irsyad yang dikenal sederhana dan santun ini kerap membantu mendorong hingga sampai ke depan pintu kelasnya di madrasah ibtidaiyyah Darul Dakwah Wal Irsyad Lombo'na Majene.

Irsyad pernah mendapat bantuan skuter dari dermawan, namun sarana transportasi untuk Irsyad ini tak bisa ia gunakan lantaran kedua kakinya lumpuh dan tak bisa dijadikan sandaran.

Kehilangan Ibunda

Irsyad mengalami cacat fisik karena kedua kakinya lumpuh akibat terserang polio sejak kecil, ia termasuk siswa yang paling menonjol dan berprestasi di sekolahnya. Sejak kelas satu hingga kelas tiga SD, ia meraih rangking pertama di sekolahnya.

Namun belakangan prestasinya turun di rangking dua dan tiga. Para guru di sekolahnya menduga turunnya prestasi Irsyad yang selama ini mempertahankan prestasi sebagai rangking satu diduga karena bocah sederhana ini sedang mengalami guncangan psikologis sejak ibunya, Almawati, meninggal dunia, saat tengah melahirkan adiknya di rumah sakit setempat setahun lalu.

Meski bersedih kehilangan ibunda yang paling dicintai dan paling berjasa mengurus segala kebutuhan hidupnya, namun Irsyad tampak tetap tegar menghadapi musibah yang sedang menimpanya.

Irsyad yang kini terpaksa harus belajar mengurus dirinya sendiri ini tampak tetap bersemangat datang ke sekolah. Bocah yang bercitra-cita menjadi mubaligh terkenal seperti almarhum Jefry al Bukhori ini tak pernah minder dengan keterbatasan fisik yang dimilikinya.

Di luar sekolah bocah isryad juga memiliki pretasi lain. Isryad beberpa kali menggondol juara satu lomba ceramah dan musabah al quran tingkat kecamatan. Iryad yang meyakini dirinya memiliki kelebihan seperti mahluk lainnya bertekad ingin membuktikan jika diirnya mampu seperti orang lain.

“Saya tidak malu dan tidak minder, saya percaya tuhan member kelebihan kepada setiap hambanya,” ujar Irsyad.

Kompas.com Irsyad siswa lumpuh asal Majene ini rela merangkak ke sekolah demi bersekolah

 

Tetap membanggakan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com