Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukung Kreativitas, Ganjar Tawarkan Rumah Dinasnya Jadi Tempat Pertunjukan

Kompas.com - 05/05/2015, 17:03 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis


SEMARANG, KOMPAS.com - Industri kreatif di Kota Semarang, Jawa Tengah dinilai masih belum berkembang secara baik. Meski demikian, sejumlah seniman dan aktivis kebudayaan terus meminta ruang terbuka untuk menunjukkan kreativitas mereka.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pun mempersilakan rumah dinasnya untuk dijadikan tempat pertunjukan. Rumah dinas berupa Wisma Perdamaian di komplek Tugu Muda ditawarkan untuk bisa digunakan secara cuma-cuma alias gratis.

"Jika mau, rumah dinas Wisma Perdamaian itu digunakan. Gratis. Silahkan siapa yang mau, daripada ditempati Jin saja," ujar Ganjar di Semarang, Selasa (5/5/2015).

Dia mengakui, saat ini pengembangan industri kreatif di Kota Semarang masih kalah jika dibanding dengan Yogyakarta, maupun Surakarta. Di Kota Semarang, nuansa kebudayaan masih belum muncul dan kuat seperti Jogja, sehingga dukungan itu perlu terus dilakukan.

Dukungan yang diberikan misalnya, menyediakan ruang atau tempat terbuka untuk tempat pertunjukan. Para seniman juga acapkali kesulitan mempertunjukkan hasil karya mereka, karena tidak ada tempat. Ganjar pun sigap menawarkan sejumlah gedung milik Pemprov Jateng untuk tempat unjuk pertunjukan.

"Saya 11 tahun di Jogja dari SMA sampai kuliah di Jogja. Kuat banget budaya mereka, kalau Semarang bukan tidak ada, tapi belum berkembang," sebutnya.

Suami dari Siti Atiqoh inipun meminta kepada segenap aktivis budaya maupun mahasiswa yang ada untuk bisa kreatif menyiasati titik mana saja yang bisa dijadikan tempat pertunjukan. Bahkan, saat pelaksanaan car free day di Simpang Lima Kota Semarang bisa digunakan untuk pertunjukan.

"Jadi, jangan hanya minta terus. Manfaatkan apa yang ada, jangan merengek-rengek lebay minta ini dan minta itu," keluhnya.

Ganjar sendiri menawarkan Wisma Perdamaian kepada segenap aktivis mahasiswa di Kampus Universitas Dian Nuswantoro Semarang saat berdiskusi tentang industri kreatif pembuatan film dokumenter bertema Merajut Indonesia. Penggunaan Wisma itu boleh dilakukan setiap pekan.

Seketika itu, dua aktivis mahasiswa langsung menyanggupi untuk menggunakan rumah itu untuk pertunjukan.

Kendati demikian, kata Ganjar, selama ini aktivis masih enggan menggunakan tempat tersebut, meski telah berulangkali ditawarkan. Hingga ia berkesimpulan rumah dinasnya banyak dihuji mahluk gaib berupa jin, karena jarang dipakai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com