Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Berubah Sejak Puluhan Tahun, Bandung Perlu Kereta Cepat

Kompas.com - 23/04/2015, 08:33 WIB
Kontributor Bandung, Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Pakar Smart City dari Waseda University, Tokyo, Toshio Obi mengatakan, dalam puluhan tahun infrastruktur di Bandung belum ada perubahan. Hal itu dilihat berdasarkan jarak tempuh.

Toshio mengaku, dia pernah ke Bandung tahun 1968 atau 1969 dalam misi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Saat itu, belum ada jalan tol menuju Bandung. Dia menggunakan mobil melalui jalan biasa dengan jarak tempuh 3,5 jam.

"Sekarang sudah ada jalan tol, dengan jumlah kendaraan yang melintas mirip dulu. Dan jarak tempuh tetap sama 3,5 jam," ujar Toshio kepada wartawan di Bandung, Rabu malam (22/4/2015).

Dengan fakta tersebut, ia melihat persoalan infrastruktur di Kota Bandung hampir sama dengan puluhan tahun lalu. Ia berharap, Pemerintah membangun kereta cepat agar jarak tempuh yang digunakan lebih cepat. Misal, dengan kereta cepat.

"Mudah-mudahan masyarakat bisa merasakan kereta cepat. Mungkin hanya 45 menit. Ini bisa menyelesaikan masalah mobilitas di Bandung," ungkap dia.

Seperti di Tokyo, meski penduduk di kota itu sangat padat, tidak ada persoalan macet. Karena masyarakat menggunakan subway yang sudah disediakan Pemerintah. "Subway sangat disukai masyarakat Jepang," ucap dia.

Sementara itu, Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil mengatakan, ke depan akan dibangun kereta super cepat di atas tol. Dengan kereta cepat itu, Bandung Jakarta yang dilalui 3,5 jam bisa dicapai dalam 45 menit. "Tapi persoalan transportasi publik ini butuh waktu, setidaknya tiga tahunlah," kata Wali Kota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com