Hal itu diungkapkan Fannan Hasib, Senin (23/3/2015). Dikatakan Fannan, nama-nama maling sebagai penerima bantuan sosial guru ngaji itu diketahui setelah banyak tokoh masyarakat di daerahnya masing-masing mengadu kepada Fannan.
“Saya sangat kecewa pendataan Bansos guru ngaji pada tahun 2014 kemarin, tercatat banyak maling sebagai penerimanya,” terangnya.
Menurut Fannan, Temuan itu membuktikan bahwa bantuan guru ngaji tidak tepat sasaran. Sebab, bantuan guru ngaji sampai kepada tangan orang yang sama sekali tidak tahu ngaji dan tidak memiliki santri. Sementara warga yang benar-benar menjadi guru ngaji banyak yang tidak kebagian dana bantuan sosial.
Dijelaskan Fannan, syarat penerima bantuan guru ngaji minimal memiliki 10 santri ngaji aktif di suraunya. Masing-masing surau hanya satu guru ngaji yang berhak menerima bantuan. Agar pada tahun 2015 ini bantuan guru ngaji tepat sasaran, maka Bupati akan menurunkan tim dari Dewan Riset Daerah (DRD) untuk melakukan cross check sampai ke tingkat desa dan dusun.
“Data tahun 2014 harus diverifikasi ulang agar data yang baru bisa valid dan tepat kepada orang yang membutuhkan,” paparnya.
Tahun ini, Pemkab Sampang akan memberikan bantuan kepada 8.000 guru ngaji yang tersebar di 14 Kecamatan. Jumlah penerima bantuan tahun ini mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2014 kemarin, sebanyak 6.000 guru ngaji. Masing-masing guru ngaji akan menerima bantuan Rp 600.000.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.