Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kertas Daluang Cuma Rp 500.000, Dijual Rp 15 Juta oleh Mafia

Kompas.com - 19/03/2015, 14:58 WIB
Kontributor Bandung, Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Ahli Filologi sekaligus peneliti daluang, Tedi Permadi berlari membatasi gerak mafia kertas umat Hindu, daluang. Sejak tahun 2000, ia berupaya menanam kembali pohon daluang di Bali.

"Untuk menghilangkan praktek mafia, bahan baku daluang harus diperbanyak. Begitu pun dengan pelakunya, harus diperbanyak," ujar Tedi di ruang kerjanya di UPI Bandung, Rabu (18/3/2015) kemarin.

Karena itu, sejak tahun 2000 ia mencoba menanam pohon daluang di Bali. Selain itu, dia juga membuka lahan di Garut dan di rumahnya untuk ditanam daluang. Hasil produksi pohon tersebut salah satunya digunakan untuk memenuhi kebutuhan umat Hindu.

"Satu gulungan selebar dua meter kami jual Rp 500 ribu. Jauh lebih rendah dari yang dijual mafia Rp 15 juta. Lumayan hemat Rp14,5 juta," ucap Tedi.

Namun hal tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan seluruh umat Hindu di Indonesia. Bahkan, Tedi tidak bisa masuk ke Pasar Badung tempat daluang diperjualbelikan di Bali, karena banyak mafia yang bermain di sana.

"Karena tidak bisa masuk ke Pasar Badung, akhirnya saya bergerak secara sporadis menyebarkan ke kawan-kawan dan tokoh agama di Bali. Salah satunya tokoh di Karang Asem, Sira Mpu Sri Dharmapala Vairapani," tutur dia.

Sira Mpu Sri Dharmapala Vairapani ini memberikan dukungan kepada Tedi. Ia berharap, langkah yang dilakukan Tedi bisa memutus mata rantai eksploitasi ekonomi atas bentuk upacara. Namun langkah itu membatasi ruang gerak mafia dan membuat mereka kelabakan.

Beberapa teror pun mulai ditujukan kepada Tedi. "Saat di Mataram katanya saya disantet. Waktu itu saya sakit, kata temen saya seorang Balian saya disantet. Lalu diadakan upacara dan saya langsung sembuh," ucap dia.

Meski demikian, Tedi mengaku tidak kapok. Ia bertekad akan terus menyebarkan virus daluang yang merupakan warisan tradisi bangsa ini.

Seperti diberitakan, Pohon Daluang/Saeh (bahasa sunda) atau yang disebut juga Paper Mulberry ini adalah sejenis perdu dengan ketinggian dapat mencapai 12 meter.

Tanaman yang memiliki nama latin Broussonetia papyrifera ini cukup langka dan sulit ditemui. Daluang memiliki banyak sebutan/nama lokal seperti dalancang, dluwang, dlancang, dilancang, dan lain sebagainya atau ulantage (sansekerta: yang diutamakan). Bahkan, daluang dikenal sebagai half perkamen karena mirip dengan perkamen.

Selain sebagai kertas suci umat Hindu, daluang digunakan untuk pakaian pendeta, kopiah, karton, kethu (mahkota penutup kepala untuk upacara keagamaan), tika (kalender hindu Bali), dan lain sebagainya.

Di Nusantara dan dunia, daluang dikenal sebagai media penulisan naskah kuno karena seratnya paling kuat dibanding serat lainnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com