Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

70 Persen Lukisan di Bali Berasal dari Jelekong Bandung

Kompas.com - 13/03/2015, 14:27 WIB
Kontributor Bandung, Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com – Desa Jelekong, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung sudah lama dikenal sebagai sentra lukisan. Berbagai lukisan dengan model dan ukuran beragam diproduksi secara massal oleh masyarakat di desa tersebut.

Uniknya, pemasaran lukisan tersebut tidak hanya di Kota Bandung, tapi juga ke Surabaya, Malaysia, Dubai, atau bahkan kota yang terkenal dengan seni dan budayanya, Bali. “Sekitar 70 persen lukisan yang ada di Bali itu berasal dari Jelekong,” ujar salah satu pelaku usaha lukisan sekaligus pengelola Desa Wisata Jelekong, Irwansyah di Bandung, Jumat (13/3/2015).

Irwansyah mengatakan, dalam satu pekan, lukisan yang dikirim ke Bali mencapai 2.000 eksemplar. Dengan jumlah itu, Bali merupakan pasar utama pelukis Jelekong diikuti Jakarta dan Surabaya.

Selain dalam negeri, lukisan Jelekong sudah dinikmati masyarakat luar, terutama Malaysia dan Dubai. “Omzet kami mencapai Rp 250 juta per bulan,” tuturnya. (Baca: Pelukis di Jelekong Tolak Tawaran Malaysia)

Irwansyah menjelaskan, lukisan Jelekong berbeda dengan lukisan Bali. Lukisan Jelekong dibuat secara massal oleh pelukis-pelukis lokal yang merupakan warga Jelekong. Sedangkan lukisan Bali, biasanya sangat mahal dan pembelinya orang-orang yang bercita rasa seni tinggi.

“Lukisan Jelekong dijual dengan harga Rp50.000 hingga Rp300.000 tergantung ukuran. Namun untuk lukisan yang dikirim ke luar negeri, biasanya dibuat eksklusif dengan cita rasa seni yang tinggi, sehingga harganya lebih mahal,” bebernya.

Hingga kini, aktivitas melukis di desa tersebut masih berlangsung bahkan makin produktif. Meski demikian, jumlah perajin lukisannya sendiri terus berkurang. Pada tahun 2009-2010, ia pembuat lukisan Jelekong mencapai 1.700 orang. Jumlah tersebut terus menurun hingga kini hanya tersisa 628 orang. Penurunan ini disebabkan karena anjloknya harga.

Ketika lukisan diproduksi terlalu massal, seperti tahun 2009-2010, harga lukisan anjlok. Akibatnya, banyak pelaku yang memilih banting stir. Namun kini, setelah jumlah pelaku berkurang, harga lukisan kembali membaik. “Hukum ekonomi terjadi juga di sini,” tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com